"Minumnya."
"Bilangnya ke Da Zul!"
"Haha..."
"Kan Da Zul yang buat? Hayuk, kesana!"
"Gak mau!"
"Terus?"
"Ke Mas aja!"
"Udah tahu! Kan, Nunik..."
"Mamaaas..."
Plak! Pluk! Plak!
Tak kuhindari. Itu hempasan rasamu. Kukira kau tak lagi peduli. Penghuni kantin mendengar teriakanmu. Ketika sudut biru sajikan drama. Tapi aku salah. Kau segera tutup mulutmu dengan tanganmu. Perbaiki posisi dudukmu. Wajahmu bersemu merah. Aku tertawa.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!