Tok!
Palu berbunyi sekali. Sidang ditunda. Aku diminta keluar ruangan, juga semua yang hadir. Termasuk Pak Il, kecuali lima orang tim penguji. Riuh derit kursi digeser, terdengar dari belakang. Aku berdiri. Menatap Pak Il yang gerakkan kepala, dan segera beranjak dari kursi pembimbing. Kufahami, Pak Il memintaku keluar ruangan.
Aku berbalik badan. Pipinx dan Ajo sudah berdiri menunggu. Kau duduk di dekat pintu. Wajahmu kaku menatapku. Kusambut tangan Pipinx juga Ajo. Kau kuhampiri. Kuacak pelan kepalamu. Kau berdiri ikuti langkahku. Keluar ruang sidang.
Pak Il menghadang langkahku. Kusalami, kau ikuti caraku. Mata Pak Il menusuk mataku. Aku diam menunggu kalimat sakti. Pelan kuangkat wajahku.
"Ternyata percuma, ya?"
"Hah?"
"Harusnya kau masuk black code!"
"Kan tadi..."
"Itu bukan ujian! Tapi..."
Kalimat itu, sengaja dihentikan. Pak Il angkat bahu. Berbalik badan, kembali menuju ruang sidang. Tiga pasang mata menatapku ingin tahu. Aku pun angkat bahu. Kurengkuh bahu Pipinx.
"Kantin lagi, yuk! Butuh rokok!"