Tergesa. Sambil menikmati kepulan asap rokokku. Aku duduk di sudut biru. Pipinx menatapku. Wajah Ajo tegang. Tak ada suara. Sesiapapun yang pernah alami situasi, dan hadapi kondisi sepertiku akan mengerti. Ni yul, penanggungjawab administrasi dan akademik angkatanku. Sudah berdiri di sampingku.
"Sudah dipanggil!"
"Oh!"
"Kenapa belum pakai..."
"Ada! Sebentar!"
Aku berdiri. Kutunjuk tas sandang. Ni Yul menatapku, tersenyum dan berbalik badan. Berselisih jalan denganmu. Tergesa kau berhenti. Berdiri di sampingku. Wajahmu pasi. Matamu memerah.
"Nik kenapa?"
"Gak ada! Nik dari toilet!"
"Nik..."
"Mas sudah dipanggil?"
Aku tahu, kau berusaha tersenyum. Kau keluarkan jas juga kopiah. Segera kukenakan. Tak ada waktu mematut diri. Terburu kurapikan tampilanku. Hingga kulihat dasi di tanganmu, tergantung di udara. Dasi dominan biru dongker, bercorak batik warna silver. Kau ajukan padaku. Kuabaikan tanganmu. Matamu menatapku. Kuanggukkan kepala. Wajahmu memerah.