Aku tertawa. Kau tertunduk. Aku tahu kau malu. Tanganmu kaku, masih memegang pulpen. Kuusap pelan kepalamu.
"Mas mie kuah. Pedas!"
Tak lagi bersuara. Kau tulis pesananku. Kau kutinggal di meja kasir. Aku duduk di sudut biru. Menyalakan sebatang rokok. Keluarkan skripsi, serius membaca. Tak lama, kau duduk di sebelahku. Sekilas aku menatapmu. Dan kembali menekuri lembar abstrak. Pelan nyaris berbisik, suaramu kudengar.
"Mas..."
"Kenapa berbisik?"
"Maafkan, Nunik!"
"Untuk?"
"Tadi? Nik gak sengaja..."
"Haha...!"
"Maksud Nunik..."
"Lupakan!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!