"Nikah!"
"Di Kampus, boleh?"
"Gak dilarang, kan?"
"Haha..."
"Hayuk, kalau mau!"
"Abang bohong, kan!"
"Iya!"
Suara klakson bis mewakili tawa sopir. Bis segera berbelok di Gedung F. Jalan menurun lewati Gedung E. Memutari lapangan bola, lalui Dekanat Fakultas Sastra, juga Dekanat Fisipol. Dan berhenti di gedung Dekanat Fakultas Hukum. Berempat segera turun. Kuucap terima kasih dan kutitip pesan. Kalau mau nikah di kampus, bilang padaku. Sopir bis tertawa. Sekali lagi bunyikan klakson. Bis berlalu.
Beberapa teman satu angkatan, menyambutku. Sambil membantu angkat peralatan perang. Aku berjalan pelan menuju kantin, kau di sisiku. Karena masih pagi, kantin sepi. Temanku menyebar kuasai kantin. Kutunjuk padamu sudut biru. Kau anggukkan kepala. Pipinx menyentuh bahuku.
"Ujian jam sepuluh, kan? Aku dan Ajo ke sastra dulu!"
"Sarapan?"