Karena kakak tingkatmu. Berburu waktu, kau kerjakan. Usai wisuda, selesai semua. Tak ada ucapan terima kasih. Apatah lagi jerihmu. Sempat kutanya. Kau minta lupakan saja.
"Tapi besok minggu! Kantin tutup, kan?"
"Cari tempat lain!"
"Tapi syaratnya berat, ya?"
"Apa?"
"Nunik harus nangis dulu!"
"Maaas!"
Kupercepat langkahku. Tertawa. Kau terburu, jejeri langkahku. Hampir setengah dua. Lewati lapangan bola depan gedung rektorat. Berhenti di masjid IKIP. Kau terhenti. Berbisik pelan.
"Mas, Nik lagi gak sholat!"
"Cuci muka aja, biar segar!"
Masjid sudah sepi. Kau menungguku. Duduk di dekat sendalku. Kurogoh sakuku. Kau perhatikan lakuku.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!