Kalimatmu, kau hentikan. Aku pun tahu. Kau tak terbiasa, ujarkan yang kau rasakan. Aku akan tahu inginmu, dari sikap atau suratmu. Tapi tidak dari mulutmu.
Tak bersuara. Perlahan, kubuka kembali buku besarmu. Kubentangkan di hadapmu. Terhampar tulisan tanganku tadi.
"Sudah baca ini, kan?"
"Iya!"
"Bantu Mas wujudkan ini. Nik, mau?"
Kutatap matamu. Suaraku pelan. Kau tahu nada itu. Sejenak kurasakan sunyi. Kau balas tatapanku. Tak bersuara. Kau anggukkan kepala.
"Mas sudah tentukan pilihan!"
"Nik..."
"Tak usah lagi tanya kenapa!"
"Mas..."
"Buktikan, kalau Mas tak salah memilih!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!