Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Unforgettable Moment" [5]

21 Juni 2019   08:15 Diperbarui: 21 Juni 2019   08:50 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrated by pixabay.com

Kuulang ingatan lalu. Sejak awal, kau ajukan syarat. Agar keluarga tak terlibat. Kau ingin jalani tanpa ada yang terbebani. Kuikuti inginmu. Tapi kuajak kau temui Amak. Itu caraku. Agar kau tahu, adamu bagiku. Amak harus tahu pilihanku.

Sejak itu, kau kenal keluargaku. Dan kau kisahkan tentang keluargamu. Aku dengar, kenal dan ingat. Juga lihat dari foto-foto milikmu. Kau dan aku jalani itu. Karena inginmu begitu.

Setahun terakhir. Acapkali, tanpa sebab tangismu hadir jika bahan cerita tentang keluarga. Aku tahu rasamu untukku. Tapi aku tak tahu. Alasan pasti, kau ajukan syarat itu. Hingga, kau ingatkan aku untuk selesaikan skripsiku. Kukira itu syaratmu.

Malam itu. Satu minggu jelang ujian. Kukira waktuku. Agar aku tahu, cara bertemu keluargamu. Biar aku mampu tentukan langkahku. Lagi, beningmu adalah jawabmu untukku.

Kembali kunyalakan rokokku. Kureguk sisa kopi terakhir. Kau menatapku. Sejak tadi tangismu berhenti. Aku tersenyum.

"Mas pulang, ya?"

"Sebentar lagi!"

"Sudah jam sembilan, kan?"

Kau gelengkan kepala. Reflek, kau lirik tangan kirimu. Aku tertawa. Tak ada jam di pergelangan tanganmu. Aku tahu, kau tahan tawamu. Kau berdiri, segera lenyap di balik pintu. Tak lama, kau sudah di sisiku. Kau ajukan jam tanganmu padaku.

"Kok, setengah sembilan?"

"Iya!"

"Nik putar jarumnya?"

"Gak!"

"Nik tiru ilmu Mas, kan?"

"Iiih..."

Akhirnya, cubitmu ada lagi. Perlahan kau tertawa. Kukira kau ingat jahilku dulu. Saat aku datang, temui dosenmu di kelas. Berlagak bak asisten dosen senior. Kuberi tahu, jika ruang kelasmu akan kugunakan. Dengan alasan waktu habis. Sambil tunjukkan jam di tanganku. Kupercepat setengah jam. Kelasmu bubar.

Aku tak mengajar. Tapi mengajakmu ke kantin. Tak butuh satu minggu. Sebagian besar temanmu, kenal aku bersebab ulah itu. Tapi jam tangan legendarisku rusak. Usai kupasangi fotomu di lingkar dalamnya.

"Jam itu masih ada, kan?"

"Iya! Nik simpan!"

"Jam ajaib!"

"Kenapa Mas pasang foto Nunik?"

"Mas malu umumkan di masjid. Jika Nunik pacar Mas!"

"Haha..."

"Itu jadi jam terakhir!"

"Gara-gara ada foto Nunik, jadi rusak..."

"Biar! Yang penting gak hilang!"


Kau kembali dengan tawamu. Aku tak tahu isi hatimu. Yang aku tahu, kau butuh sedikit jeda. Di antara tangis dan tawa.

"Mas lupa!"

"Hah?"

"Kalau jemur baju mesti nunggu siang!"

Sesaat kau terdiam. Tanganmu sentuh bajuku yang basah. Kau mengerti. Aku tersenyum menatapmu. Kau anggukkan kepala.

"Boleh?"

"Iya!"

"Tapi pulangnya ke rental Maknen!"

"Hah! Masih ada perbaikan?"

"Pipinxs di situ!"

"Oh..."

"Mas udah janji!"

"Baju Mas gak diganti? Nanti..."

"Bisa pinjam ke Maknen!"

Kuusap pelan kepalamu. Aku berdiri. Kau ikuti. Berdua berjalan menuju pagar. Kau menunggu. Dari jauh, cahaya lampu angkot putih perlahan mendekat.

"Besok pagi Mas jemput!"

"Kan Mas di rental Maknen? Nik langsung..."

"Jangan! Biar Mas jemput!"

"Tapi..."

"Sekalian izin sama ibu kost!"

"Iya."

"Maafkan Mas, ya?"

"Nik..."

"Jangan nangis lagi!"

Sekilas kuacak kepalamu. Kau tersenyum. Kuhentikan angkot. Kau berbalik badan. Saat angkot bergerak pelan.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay #SpeakYourMind

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun