"Mas ingin..."
Segera, kuhentikan ucapanku. Malam itu bukan waktuku untuk jawabmu. Kau raih ujung jilbabmu, menutupi wajahmu. Kau gelengkan kepala. Bahumu naik turun. Kau tekan rasamu. Kau hempas resahmu. Kubiarkan kau tata rasamu.
Aku menikmati sunyi. Kukira waktuku hampir habis. Kureguk kopi tersisa. Perlahan, kau menatapku. Lirih, kudengar suaramu.
"Jangan tanya tentang..."
"Iya!"
"Nik gak tahu..."
"Lupakanlah!"
Tangismu, tak bisa kau hentikan. Kuusap kepalamu. Pikiranku berkecamuk. Egoku hadirkan beningmu.
"Maafkan Mas, ya?"
"Tapi Nik janji!"
"Jangan lakukan! Jika..."
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!