"Tak akan berubah?"
"Kenapa Mas..."
"Ya atau tidak?"
"Tidak!"
"Mas belum boleh bertemu Ayah dan Mamak, kan?"
"Nunik belum...."
"Gak usah teruskan!"
"Mas..."
"Nik tahu yang akan dihadapi? Jika Ayah dan Mamak..."
Aku jadi tahu, kau tak siap. Beningmu jadi jawaban. Bertahun aku bertahan. Tak ajukan pertanyaan itu. Tapi, malam itu aku butuh jawabmu. Bukan mataair matamu.
Kulempar pandangku ke halaman. Kembali, kunikmati rokokku. Dan kembali aku menatapmu. Kau tundukkan wajahmu. mencoba sembunyikan tangismu. Dua tanganmu saling bertaut. Kau angkat wajahmu menatapku. Kulihat beningmu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!