Itu Pipinx. Jika kusebut teman, lebih dari itu. Bila kuanggap saudara, tak sedarah denganku. Sejak di Padang Panjang, hingga lima tahun satu kamar denganku di Padang. Rekan seiring seperjuangan walau beda fakultas. Pipinx tahu gelagatku. Tanpa harus kuujarkan.
Pipinx duduk di sebelahku. Meraih sebatang rokok, kuajukan korek api. Kutatap Pipinx.
"Masih bab empat?"
"Iya."
"Berminat pakai rumusku?"
"Hajar pintu?"
"Tak harus sama!"
"Haha..."
"Pulang dari rumah Nunik. Aku langsung ke rental!"
"Ok!"
Kuucap salam. Bergegas tinggalkan rumah kost, menuju rumahmu. Aku ingat. Besok, pagi sabtu. Aku janji. Kau kuajak ke rental Maknen.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!