Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Speak Your Mind" [15]

14 Juni 2019   08:15 Diperbarui: 15 Juni 2019   10:14 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Usai dari kampus. Kutemani kau obras baju dan membeli kebutuhan jahitmu di Pasar Raya. Takkan kutanya. Bersebab apa ceriamu penuhi hari. Kubiarkan kau nikmati. Tepat adzan ashar, kau kuantar pulang.

Senyum ibu kost sambut kau dan aku di beranda. Kuucap salam, berjabat tangan. Aku diajak duduk di sebelah ibu kost. Kau masuk ke dalam rumah.


"Urusan skripsi selesai?"

"Daftar sudah. Ujiannya belum tahu!"

"Sabar. Jalani aja!"

"Mohon do'a, Bu. Semoga lancar!"

"Dido'akan! Tapi jangan lawan arus terus!"

"Eh? Ibu tahu dari..."

"Nunik cerita!"

Aku tertawa. Jadi sadar, di antara teman satu kost. Karena menjahit, waktumu lebih banyak di rumah. Kukira kau dan ibu kost saling bertukar cerita, termasuk tentangku. Tak lama, kau keluar dari pintu. Segelas teh hangat di tanganmu. Ibu kost memandangku.

"Siapa tahu, Nunik juga menyusul!"

"Iya, Bu. Di amiinkan!"

"Tetaplah bersama!"

Ibu kost tersenyum. Segera pamit masuk ke rumah. Kau tertunduk. Kau dengar ucapan terakhir ibu kost. Sambil ajukan gelas di tanganmu ke hadapku, kau duduk di sampingku. Aku menatapmu. Tak bicara. Awalnya kau biarkan, tapi risih selimutimu. Kau tutupi wajahmu. Aku tertawa.

"Gak boleh?"

"Jangan lama!"

"Kenapa? Khawatir naksir?"

"Iiih..."


Sejak pagi, duet jarimu gagal beraksi. Tapi tidak sore itu. Kulihat, lengan kiriku memerah. Perih pasti. Kubiarkan kau hempaskan rasamu. Aku belajar banyak dan jadi tahu suasana hatimu, dari cubitanmu. Kutunjuk gelas di meja.

"Panas?"

"Hangat! Nik campur air dingin."

"Oooh!"

"Mas mau air panas? Nik buat lagi?"

"Gak! Itu aja..."


Aku tersenyum. Nyalakan rokokku. Perlahan aku mulai tertawa. Kau tatap lekat wajahku. Tak butuh waktu lama bagimu. Plak! Pluk! Plak! Pluk! Berkali, tak kuhitung. Tangan kanan dan kirimu. Beraksi di bahuku.

"Tehnya Diminum, Mamaaas!"

Tawaku pecah. Kau berusaha menahan tawamu. Kau raih gelas di meja, kau ajukan padaku. Tak segera kuraih. Aku menatapmu.

"Tawari minum. Tapi teriak!"

"Haha..."

"Ulangi lagi!"

"Diminum, Mas! Haha..."

"Coba sesekali pakai kata sayang?"

"Gak mau!"

"Pelit!"

"Biar! Mas juga gak pernah!"

"Sering!"

"Gak ada!"

"Tapi dalam hati!"

"Haha..."

"Nik Juga, Kan?"

"Sok tahu!"

"Di surat?"


Tak lagi menunggu reaksimu. Kuraih gelas di tanganmu. Kureguk isinya. Kuserahkan lagi padamu. Kau reguk sedikit dan kembali kau letakkan di hadapku. Kau menatapku.

"Nik, habis sebatang rokok ini. Mas pulang, ya?"

"Iya!"

"Tumben? Biasanya melarang?"

"Mata Mas merah! Malam tadi begadang?"

"Gak! Cuma sampai jam dua!"


Itu bakat khususmu. Kau pembaca sikap! Terkadang, tak perlu banyak aku bicara. Kau fahami, cara dan inginku. Kunikmati asap rokokku. Kubiarkan, kau diam menatapku.

Kureguk habis isi gelas. Kuusap kepalamu. Kau menatapku. Aku berdiri. Kau mengerti, juga berdiri.

"Mas pulang, ya?"

"Ke rumah, kan? Bukan ke rental Maknen?"

"Iya!"

"Tidurlah! Istirahat dulu."

"Iya."

"Nanti malah..."

"Jangan kasih banyak pesan! Mau berubah jadi emak-emak?"

"Haha..."

"Jangan lupa! Minggu depan ke rental!"

"Nik bereskan jahitan dulu!"

"Iya. Pagi sabtu Mas jemput!"

"Tapi, Nik belum..."

"Mas gak mau pacaran sampai tua!"


Kuacak kepalamu. Kau tertawa. Aku bergegas. Kau antar hingga ke pagar. Cuaca sore itu cerah. Secerah asaku juga rasamu.

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter #LoveJustaintEnough #BorntoFight #ThereisaWay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun