"Salam. Mas, Hari sabtu bisa temui Nunik di Pustaka Daerah? Mau, ya? Nik tunggu! Jam sepuluh. Wassalam. Nunikmu"
Kubaca lagi tulisanmu. Kulipat kembali kertas itu, kumasukkan lagi ke dalam amplop putih. Kusimpan dalam tumpukan suratmu. Kemaren, usai shalat jum'at. Suratmu diserahkan ibu kost padaku. Saat aku pulang sebentar dari rental komputer milik temanku. Aku tahu, tepat pagi sabtu ini. Empat minggu kau juga aku tak bertemu.
Belum lagi jam sepuluh, Aku sudah di Pustaka Daerah. Berbatasan dengan Museum Adityawarman. Berseberangan dengan Taman Budaya Padang. Juga kampus Fakultas Hukum Universitas Andalas. Dikenal dengan sebutan "Kampus Merah". Terletak di jalan Pancasila. Seratusan meter dari Pantai Padang.
Aku tak masuk pustaka. Memilih duduk di gerbang. Ada kantin kecil menjual makanan juga minuman. Hanya ada dua orang pelanggan. Pemiliknya tersenyum, sudah lama mengenalku. Aku membeli rokok dan meminta segelas kopi. Tak lama. Segelas kopi ditaruh di hadapku. Pemilik kantin duduk di depanku.
"Cari bahan skripsi, Bang?"
"Gak!"
"Hah?"
"Mau pacaran!"
"Pantas!"
"Kenapa?"