"Kulihat pacar Abang, udah duluan!"
"Eh? Udah lama?"
"Kira-kira setengah jam!"
"Oh!"
"Mau masuk pustaka? Biar kusimpan dulu, kopinya!"
"Gak! Aku ngopi dulu!"
Pemilik kios berlalu. Kureguk kopiku sedikit. Terasa panas. Kunyalakan sebatang rokok. Kunikmati asapnya. Aku mengingatmu. Sebulan tak bertemu. Tiga suratmu tak kubalas. Berkali telfonmu tak pernah bisa kuangkat. Kau tak bisa bicara denganku. Karena aku tidak di rumah.
"Udah lama, Mas? Kenapa tak masuk?"
Itu suaramu. Aku terkejut. Kau sudah berdiri di sampingku. Menyentuh bahuku. Kau duduk di sisi kananku. Meraih tangan kananku, menaruhnya di dahimu. Kuusap kepalamu dengan tangan kiriku. Itu jadi ritual wajib bagimu saat bertemu. Aku lupa, entah kapan kebiasaan itu dimulai. Aku tersenyum menatapmu.
"Kok tahu, Mas disini?"
"Iseng aja!"