Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Trofalaksis" Pendidikan Indonesia

4 Mei 2019   13:43 Diperbarui: 4 Mei 2019   15:09 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
screenshoot fb. Eko Kuswanto

Jika jawaban itu yang terus diajukan, maka keberadaan negara dan pemerintahan akan semakin tergerus di sektor pendidikan. Juga tak adil menuntut kualitas luarbiasa dari anak didik, kan? Terus, Bagaimana meminimalisir biar anak didik tak gagal bersiap diri?

pixabay.com
pixabay.com

Kembalikan Makna Pendidikan ke Asal Kata

Kata dasar pendidikan adalah didik. Menurut kbbi.web.id, arti kata didik adalah: memelihara dan memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Dari wikipedia.org, Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan. Pendidikan informal, formal maupun nonformal.

Belum kutemukan kata Pendidik. Jamaknya, disepakati pendidik itu idem dito dengan tugas pokok dan fungsi guru dan dosen, ya? Menurut wikipedia.org, Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. 

berangkat dari definisi kata itu, ada tiga unsur. Pertama, Pendidikan itu proses pembelajaran (transfer knowledge) Kedua yang terlibat adalah Peserta didik dan Pendidik. Ketiga, tujuannya untuk pengembangan potensi diri, pengembangan kecerdasan berfikir dan akhlak.

versiku, kata "didik" memiliki multimakna dan multimaksud, karena di dalamnya ada sintesa ilmu teoritis dan praktis, teladan, kemampuan berbagi, menerima perbedaan juga resiko dan berijtihad untuk fungsi problem solver yang tidak tergantung kultus personal atau jabatan.

pixabay.com
pixabay.com

Satu Sketsa Pendidikan di Rumah

Aku melihat dua anakku yang masih usia sekolah dasar ( kelas 5 dan kelas 3), ribut menyusun puzle barbie dan cars harga masing-masing Rp.5000,- Kemudian sambil tos-tosan teriak kata "berhasil!". Padahal menurutku, dengan usia segitu tak lagi "layak" melakukan jenis permainan itu. Tapi ujaranku diabaikan keduanya, dengan alasan dibeli berdasarkan hasil sisa jajan mereka sendiri.

Padahalnya lagi, sedang hujan disertai petir. Tak mengurangi antusias mereka. Malah mulai sibuk membuat tantangan antar mereka. Tak lagi menyelesaikan puzle tapi juga adu cepat! Awalnya, saling mengalahkan, namun berubah bekerjasama membuat waktu tercepat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun