Gerimis sudah turun, basahi dedaun dan bunga di halaman. Aku masih di beranda. Duduk sendiri. Menunggu. Rokok kedua, kuhidupkan. Sejak kau masuk ke rumah. Heboh. Teriakan dan tawa terdengar. Kemudian hening. Tak lagi kudengar. Riuh suara dari dalam.
Sudah agak lama. Kau muncul dari balik pintu. Sudah berganti baju. Tak ada senyummu. Ada teh bergelas di tanganmu. Asap tipisnya, memutari bibir gelas. Kau taruh di meja di hadap dudukku. Kau duduk di sisiku. Pandanganmu lepas ke halaman. Menikmati titik gerimis. Tak lama, kau menunduk ke arahku. Matamu memerah saat kau menatapku.
"Mas tak marah?"
"Tentang?"
"Kan, nunggunya lama?"
"Haha..."
"Teman-teman gak tahu, Nunik bakal keluar lagi. Jadi pas ke dalam langsung...."
"Dan Nunik marah, kan?"
"Eh? Nik bukan..."
"Dari heboh. Langsung diam?"