"Nik Masih mau jalan?"
Kau diam. Aku sudah terbiasa dengan cara dan sikapmu. Bis akan lewati Simpang Tiga Permindo. Kutepuk pelan bahu sopir. Bis berhenti. Sambil ucapkan terima kasih. Aku bergerak turun, kau di belakangku. Kembali bertukar tos dengan kondektur. Tak lama, bis kembali bergerak. Kau tersenyum, saat kuajak melangkah. Berjalan menyusuri Pasar Belakang Olo.
"Mas gak bayar ongkos?"
"Kan teman?"
"Kalau teman, harusnya bayar, kan?"
"Gak bakal mau! Marah, iya!"
"Hah?"
"Nanti malam, bayarnya! Pas main domino, Mas ngalah aja!"
"Memang Mas jago?"
"Gak! Kalah terus malah."
"Haha..., bilangnya pelatih?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!