"Mas juga larang. Saat Nunik mau ganti baju?"
"Iya."
"Mas bilang Nunik harus hadir. Dan diam saat belajar kelompok tadi?"
"Iya!"
"Mas sudah rencanakan ini, kan?"
"Iya."
"Mas..."
Tak lagi ada suaramu. Kau sandarkan punggungmu ke kursi. Wajahmu kau tekuk. Jemarimu bertaut erat. Itu tanda bagiku. Beningmu akan hadir. Takkan kubiarkan. Kuubah posisi kursi. Kuhadapkan padamu. Kutatap wajahmu. Kau angkat wajahmu memandangku.
"Dia satu angkatan. Lain lokal! Mas sudah sampaikan ke temannya. Dia tak percaya. Karena tak pernah lihat. Ya, udah!"
"Kalau Nunik jadi..."
"Hei! Nunik bukan dia. Itu resiko, kan?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!