Aku menatapmu. Kau terdiam. Segera, tundukkan wajahmu. Jemarimu memainkan tali tas milikmu. Saat terdengar namaku dipanggil. Aku menoleh ke belakang. Kau ikuti gerakanku. Tiga perempuan, teman satu kelompok sudah berdiri dari tempat duduk. Pamit pulang. Kuangkat tangan, anggukkan kepala. Tersenyum dan segera berbalik. Kau ikuti lagi tapi tak tersenyum. Matamu butuh penjelasan.
"Mas..."
"Iya!"
"Kenapa?"
"Biar tahu!"
"Eh?"
"Kau milikku! Tapi, Mas gak sempat buat pengumuman kalau..."
"Nik serius!"
Ada kesal di wajahmu. Kubiarkan. Tapi takkan kurusak harimu. Kau reguk jus alpokatmu. Kuraih sebatang rokok, kuhidupkan. Kuhirup dalam dan hembuskan asapnya perlahan. Kau masih menatapku. Sekali waktu, Kau pernah berujar. Kau suka melihatku saat menghirup rokok. Aku juga tahu, kau tak suka aku merokok. Tapi dipaksa berjanji membiarkanku. Jika itu. Urusan rokok dan berpakaian. Kau tersenyum.
"Itu alasan Mas. Jemput Nunik pagi tadi?"
"Iya!"