Terik mentari menembus ujung jilbabmu. Aku menatapmu. Dengan dua telapak tangan, kau sangga dagumu menutupi sisi wajahmu. Dua sikumu kau letakkan di atas meja. Matamu menatap jauh ke laut lepas. Tepat di hadapmu. Kubiarkan beberapa saat.
Kau terusik, saat pelayan kantin sudah di sisiku. Tersenyum, tak bersuara. Menyerahkan kertas pesanan juga pulpen, dan berlalu. Kau menatapku. Kuajukan kertas dan pulpen padamu. Kau tersenyum, membaca menu.
"Mas pesan apa?"
"Mie kuah!"
"Itu terus! Makan nasi, ya? Nasi goreng?"
"Iya."
"Minumnya?"
"Air!"
"Haha..."
"Kopi aja!"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!