Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

NIK | "Love Just Aint't Enough" [10]

5 April 2019   06:20 Diperbarui: 5 April 2019   06:25 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
illustrated by. pixabay.com

Hujan belum lagi reda. Bunyi jatuh ke atap bernada, penuhi ruang sunyi. Antara kau dan aku di beranda. Duduk berdua, tanpa suara. Air teh di gelasku, bersisa sedikit. Asbak baru itu, sudah berdebu abu.


Sejak dulu. Kuingin memandangmu dari dekat. Kau masih menunduk. Jemarimu, memainkan ujung jilbabmu. Kau tahu aku menatapmu. Kau biarkan. Tetiba, kau alihkan matamu padaku.


"Jika Nunik..."

"Orang baik!"

"Eh! Orang baik?"

"Tak mendiamkan tamu!"

"Iiih..."

Aku menunggu. Kali ini, tak ada cubitmu. Kuraih gelasku. Belum sempat kuminum, kau rebut dari tanganku. Menandaskan isinya. Aku terpana, menatapmu. Kau tersenyum. Segera berdiri, menghilang ke dalam rumah. 

Dan kembali. Dengan gelas yang sama. Kepulan asap tipis yang sama. Tapi isinya beda. Kau taruh gelas itu di hadapku. Dan tertawa.

"Energen sereal! Masih panas!"

"Haha..."

"Tak suka?"

"Nanti kucoba."

"Sekedar menunda lapar!"

"Cuma satu?"

"Iya! Tersisa itu!"

"Nanti kusisakan gelasnya, ya?"

"Iya! Kalau tega..."

"Artinya. Aku belum boleh pulang, kan?"

"Iya..."

"Masih rindu?"


Tak ada jawabmu. Kau tersenyum. Bahumu bersandar di bangku. Kupetik rokokku, kuhirup pelan. Kepulan asap penuhi udara sekitarku. Kau menatap lurus padaku.

"Masih menunggu jawaban Nunik?"

"Tidak!"

"Hah?"

"Aku sudah tahu."

"Tapi ada syarat!"

"Syarat?"

"Iya! Kuliahmu harus selesai. Dan keluarga kita, jangan tahu! Mau janji?"

"Tentang kuliah, aku janji. Tapi tidak, tentang keluarga!"

"Tapi. Nunik..."

"Dilarang pacaran?"

Kau terdiam. Perubahan raut wajahmu, tanda bagiku. Akan ada lagi airmata. Bening itu kau biarkan, menyusuri kedua sudut matamu. Kau berusaha tetap menatapku. Kau kuras resahmu.

Tak ada yang bisa kulakukan. Kubiarkan tangismu. Jika memang, airmata itu caramu. Membuang resahmu.


"Dengarkan aku! Hari ini, aku tahu kau kumiliki. Tapi aku tak mau sembunyi!"

"Nik takut. Jika keluarga..."

"Keluargamu? Kuikuti caramu!"

"Gak marah?"

"Cuma itu pilihanku, kan?"

"Maafkan Nunik..."

Hujan sisakan gerimis. Sudah mulai senja. Lantunan alqur'an dari masjid, alarm bagiku untuk segera pulang. Kuraih gelas di meja. Menghabiskan setengah isinya. Sambil tersenyum, kuajukan gelas itu padamu. Kau memegang gelas itu. Aku menunggu. Kau mengerti. Meminumnya sedikit, kembali menaruh gelas di meja. Aku berdiri, kau mengikuti.


"Sudah mau maghrib. Aku harus pulang!"

"Iya..."

"Salam sama ibu Kost!"

"Iya..."

"Untuk teman kostmu. Tak usah!"

"Haha..."

"Titip pesan sama Moler!"

"Eh?"

"Sudah ada aku yang menjagamu! Jaga yang lain aja!"

"Haha..."

"Jangan lupa!"

"Haha..."

Aku bergerak pelan. Kau mengikuti. Baru dua langkah, aku berhenti. Kau tekejut ingin tahu. Aku memandangmu.

"Nunik mau kemana?"

"Menutup pagar!"

"Hujan! Biar aku yang..."

"Nik Ingin mengantarmu!"

"Jauh! Dua kali angkot!"

"Haha...! Batas pagar aja!"

Kuacak kepalamu sambil tertawa. Kuteruskan langkahku, kau tersenyum. Merapikan jilbabmu. Berjalan disisiku. Berhenti di pagar. Berdiri berbeda sisi. Aku tersenyum. Kau menatapku.

"Kapan kesini lagi?"

"Tunggu rindu!"

#Nik

#GetMarried #PowerofLove #BecauseofYou #SayLovewithLetter

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun