Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Mengurai Janji di Tepian Sepi

31 Maret 2019   22:22 Diperbarui: 31 Maret 2019   22:48 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrated by : pixabay.com

aku bukan karang terjal di tepian pantai panjang. kukuh dihempas pasang gelombang. tangguh kala mentari merajai siang. aku hanya sekat-sekat bilik sepi. tempat kau titipkan putik-putik melati.

tak usah berharap aku adalah sang elang.  menghadang riuh angin nan menerjang, memburu debu-debu pemangsa jalang. aku hanya laci-laci suci. tempat kau titipkan serapah dan caci maki.

aku pun bukan sosok pujangga. berkisah tentang hikayat-hikayat melegenda. bercerita percakapan-percakapan penuh makna. aku hanya pustaka usang. menata ulang genangan luka yang terbuang.

tak butuh jawaban. pun tak perlu ajukan pertanyaan. aku hanya lelaki, penjaga putik-putik melati. mengurai janji di tepian sepi. meniti hari usai kau pergi.

Curup, 31.03.2019
zaldychan [ Aksara dan Cinta]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun