Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Kubiarkan Senja Menipuku

28 Maret 2019   17:27 Diperbarui: 28 Maret 2019   23:30 475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

kau terdiam.
saat aku mengunyah lalu waktu, menguji nyali menunggu. hingga kau bawa dua lututmu, melewati bingkai pintu. dinding ruang tamu menyimpan bisu. juga setangkai anggrek biru, dalam genggamanku. saat itu, kau tak ingin mengenal rindu.

kau tertawa.
saat aku sibuk mengusir butir-butir hujan, atau mengejar kupu-kupu hutan. tak mampu kau cegah, hingga aku terperangkap lelah. kuingin kau tersesat di taman rindu. hingga kau lupa makna risau. dan kunikmati renda-renda ceriamu.

kau menangis.
ketika kuujarkan pada dunia, terbata kata untuk ejakan cinta. airmatamu muara rasa. dan, kukayuh biduk mengembara ke hulu asa. hingga bahu-bahu waktu membelenggu. menukar rindu, menakar pilu. tak kubiarkan, kau selami luka rindu.

aku mencintaimu, hingga kau lupakan makna rindu.

berkali kuujarkan itu. kubiarkan senja menipuku. tanpa batas waktu. dan tanpamu.

Curup, 28.03.2019
zaldychan [Aksara dan Cinta]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun