"Di Unand, Bang!"
"Wah! Udah lama tak bertemu, ya?"
"Hehe..."
"Ikut Abang! Jangan menolak! Ajak pacarmu juga."
"Eh, tapi..."
Pergelangan tanganku, diicengkram erat. Ditarik paksa. Aku memandangmu, juga Bang Zul. Kuanggukkan kepala padamu. Sebagai tanda untuk ikuti kemauan Bang Zul. Kau berjalan di sisi kiriku. Aku di tengah, Bang Zul di kananku. Pundakku direngkuh erat, berjalan menuju sebuah bofet. Persis di tengah terminal. Sambil mengajak masuk, Bang Zul memesan tiga gelas jus alpokat. Tanpa bertanya atau menawari. Hanya berujar, bofet itu punya jus alpokat paling enak  di Kota Padang.
Bang Zul mendominasi. Kau hanya diam. Menyimak alur pembicaraan. Tak lama, seorang lelaki berpakaian batik. Menunduk sopan, berbisik pada Bang Zul. Kulihat, Bang Zul. Anggukkan kepala. Lelaki berpakaian batik itu, tak segera pergi. Tapi berdiri di belakang Bang Zul yang menatapku. Sambil tersenyum.
"Maaf. Abang pergi dulu."
"Iya, Bang!"
"Habiskan minummu. Tak usah bayar!"
"Haha...! Makasih, Bang."