"Karena tak punya cerita!"
"Bentuk dan rupa Nunik pun, belum tahu!"
"lupa nyimpan foto!"
"Alasan!"
"Haha! Tutup bahasan tentang Nunik. Kapan kita mulai belajar?"
Tiga pasang mata menatapku. Aku meraih gelas berkopi, menikmati isinya. Semua tahu tabiatku. Jika sudah begitu. Maka harus selesai. Tidak kali ini, Pipinx angkat suara.
"Mpuanx harus kirim surat!"
"Eh?"
"Kan alamat Nunik sudah ada?"
"Iya!"
"Atau kita sama-sama ke Padang?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!