"Amri?"
Sejak di sekolah bertahun lalu, Amri lawan beratku. Anak ekskul olahraga. Selalu bersaing dalam hampir semua dinamika dan kenakalan khas remaja. Tapi tak pernah secara fisik. Aku menatap Roni. Dari sorot matanya, aku dapat jawaban.
"Rumah Amri masih di sebelah, kan?"
"Iya! Yang ada baliho besar calon anggota dewan itu!"
"Aku kesitu dulu!"
"Eh, Kamu mau apa?"
"Numpang ngopi!"
"Tapi di sana ada..."
Suara Kades Roni, tertinggal di belakang. Bara, seperti biasa. Akan bergerak sesuai perintahku. Kali ini. Tak ada perintah untuk Bara. Aku begerak cepat ke rumah Amri. Tampak dua mobil, terparkir di pinggir jalan. Kumasuki pintu pagar. Amri terseok melangkah terburu menyongsongku. Wajahnya terlihat pucat. Kuhentikan langkah di pintu rumah.
"Kau mau gantikan Miko?"
"Aku..."