"Iya. Malam tadi. Aku baca pesan Roni. Tapi lupa balas"
"Warga Dusun gak mau lagi dipimpin Miko, Bang!"
Kureguk kopi sedikit. Masih terasa panas di ujung lidahku. Miko. Adik kelasku di SMA. Dan penggantiku sebagai ketua, di perkumpulan siswa pencinta alam. Orangnya keras. Tutur kata kasar, dan apa adanya. Miko, menjadi tangan kanan Kades Roni. Teman sekelas. Alasan biaya, yang membedakan status antara aku dan Roni.
Selesai SMA, motorku dijadikan alat pencari nafkah. Roni pun sepertiku. Tapi sambil kuliah. Selesai kuliah, Aku ambil andil saat Roni mencalonkan diri hingga terpilih jadi Kades.
"Calon lain. Siapa?"
"Amri!"
"Dia mau?"
"Belum tahu, Bang! Makanya, Kades minta..."
"Habiskan kopimu!"
Kuhabiskan kopi. Bara terkejut. Aku segera berdiri, menuju motor. Bara terburu habiskan kopi. Segera menuju motor miliknya.
"Satu motor aja!"