Rapat Osis selesai. Sore bulan juni itu, mendung tapi tak hujan. Nyaris setengah enam. Aku segera keluar dari ruang Osis. Aku menunggumu. Berdua, bersisian berjalan menuju gerbang sekolah. Aku tersenyum padamu. Kau jengah berjalan menunduk. Berjarak dariku. Riuh godaan dari adek kelas membuatmu malu. Kau percepat langkahmu, Aku tidak. Kau dua langkah di depanku. Tapi aku tahu, kau pasti menungguku. Hanya kau dan aku sore itu. Pulangnya satu arah. Kau juga aku berdiri menunggu angkot. Agak lama. Angkot belum juga lewat. Kukira kau bosan menunggu. Aku menatapmu.
"Nik!"
"Eh?"
"Kita jalan. Sambil nunggu angkot, mau?"
"Iya!"
Aku mendahului. Kau di sampingku. Berjalan berdampingan. Tak lagi ada godaan. Hanya tatapan dan senyuman dari penduduk sekitar sekolah. Mereka mengenal aku juga dirimu. Tiga tahun. Nyaris setiap hari selalu begitu. Terlibat aktif pada kegiatan Osis juga Pramuka sebagai sebab.
"Di Bengkulu. Sekolah apa, Nik?"
"SMKK!"
"Nik, mau?"
"Terserah Ayah."
"Kok?"