Mohon tunggu...
Zaldi Euli
Zaldi Euli Mohon Tunggu... -

warga negara yang gemar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Teknologi Geothermal: Upaya Mutakhir Halau Kebakaran Hutan

18 Maret 2016   20:29 Diperbarui: 18 Maret 2016   20:41 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="Pesawat Cessna 206H Stationair yang akan dibenamkan teknologi geothermal guna mendeteksi titik api (Foto: Istimewa)"][/caption]Jika dalam dunia medis terdapat adagium 'lebih baik mencegah daripada mengobati', maka dalam peristiwa kebakaran lahan dan hutan (karlahut) berlaku adagium 'lebih baik mendeteksi sejak dini daripada memadamkan api'.

Anak usaha grup Sinar Mas, Asia Pulp and Paper (APP) menyiapkan dana sebesar US$20 juta atau sekitar Rp261,2 miliar untuk mencegah sekaligus melakukan penanganan karlahut tahun 2016 ini.

Direktur Sinar Mas Forestry, Elim Sritaba menjelaskan dana tersebut dianggarkan untuk mendanai program Desa Makmur Peduli Api (DMPA), peningkatan kemampuan tim pemadam kebakaran, modernisasi peralatan pemadaman, sekaligus mengembangkan sistem pemadaman terintegrasi.

APP Sinar Mas menunjukkan keseriusannya dalam menangani karlahut --baik di dalam maupun di luar konsesinya-- dengan menyiapkan teknologi termutakhir yaitu teknologi geothermal. Teknologi geothermal ini merupakan yang pertama dipakai di Indonesia untuk mendeteksi titik api secara dini.

Teknologi geothermal sendiri telah teruji di Australia, Kanada, serta Afrika Selatan untuk menangkap perbedaan suhu di permukaan tanah. Teknologi ini mampu mendeteksi titik api di lahan gambut yang kerap tidak terlihat secara kasat mata.

Prinsip kerja geothermal adalah mendeteksi suhu di permukaan, di mana titik api akan terdeteksi jika pada area tertentu terdeteksi suhu panas yang berbeda (dalam tingkat ekstrem).

Targetnya tahun ini kami sudah siap menghadapi kemarau, dalam kondisi ekstrem sekalipun, seperti bencana El Nino tahun lalu,” kata Elim, Jumat (18/3).

Sementara itu, General Manager Fire Management APP Sinar Mas, Sujica Lusaka mengatakan ide menggunakan teknologi geothermal dengan menggandeng perusahaan asal Australia muncul setelah melihat kondisi tahun sebelumnya, di mana upaya melakukan pendeteksian api belum berlangsung optimal.

"Sebelumnya kami masih menggunakan data hotspot dari beberapa website yang kemudian kami overlay dengan peta lokasi." ujar Sujica.

Pemantauan melalui tower api pun dirasakan belum optimal, karena titik api kerap terlihat saat telah besar dan timbul asap. Dalam kondisi asap yang pekat, bahkan pemadaman dari udarapun sukar dilakukan dengan tepat akibat jarak pandang yang terbatas.

Rencananya, perangkat teknologi geothermal berupa kamera geothermal ini akan dibenamkan pada pesawat Cessna 206H Stationair dan bakal bermarkas di Jambi. Pertimbangannya adalah faktor geografis. Rute perjalanan harian untuk memantau wilayah Jambi – Riau – Jambi – Sumatera Selatan hanya akan memakan waktu sekitar 2 jam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun