Sinyal internet yang belum merata di Indonesia sepertinya menjadi masalah yang lebih lagi bagi mereka yang hidup di dalam pedesaan. Sebagai operator jaringan seluler, berbagai perusahaan mempunyai "wilayah bagus"nya masing-masing.
Terkadang kartu 'si merah' lebih bagus dan lancari di dalam satu daerah ketimbang kartu 'si biru' dan sebaliknya. Hal tersebut mengakibatkan mahasiswa terganggu saat akan melaksanakan kegiatan belajarnya karena sinyal yang jelek lagi busuk.
Semua permasalahan tersebut bukan tanpa hal baik yang menyelipi di antaranya. Salah satunya adalah mahasiswa bersyukur bisa lebih efisien dalam mengatur waktunya jika melakukan pembelajaran daring karena jika mengambil perkataan mahasiswa maka "bisa kuliah sambil rebahan" yang berarti mahasiswa dapat melaksanakan perkuliahan walaupun Ia masih ada di atas tempat tidur.
Selain dari itu pula, beberapa mahasiswa 'rumahan' lebih menyukai pembelajaran daring karena memang 'habitat' mereka ada di dalam rumah tanpa ke dalam kelas. Hal yang sama pula masuk ke dalam kasus KKN PPD Covid-19 ini yang penulis pula sedang laksanakan.
Baca:Â 4 Alasan Kenapa Kuliah Daring Itu Menyebalkan
Pelaksanaan KKN yang dapat secara mandiri dilakukan menjadi salah satu kenikmatan tersendiri karena tidak perlu memikirkan sulitnya berinteraksi dengan orang lain ataupun harus berurusan dengan drama-drama KKN yang sudah bertahun-tahun dialami oleh mahasiswa yang melaksanakannya.
Di samping positif dan negatifnya, pembelajaran daring ini mengakibatkan banyak sekali perubahan signifikan dalam metode pembelajaran di Indonesia. Mungkin saja di kemudian hari dosen dan mahasiswa lebih menyukai pembelajaran daring yang sistematis dan tanpa harus masuk kelas.
Maka dari itu, mahsiswa berada di dalam kebingungan, entah ingin senang karena dapat berkuliah tanpa meninggalkan kasur ataupun sedih karena ilmu yang didapat tidak sebanding dengan yang biasa dirasakan di dalam kelas ditambah dengan UKT yang tidak mengalami perubahan yang signifikan di beberapa kampus. Mari memilih. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H