Banyak kasus yang menyudutkan orang tidak bertuhan dan tidak beragama atau ateis. Bahwa mereka tak mencari kebahagiaan dan pastinya kehidupannya tidak akan bahagia karena tak mencari tuhan, padahal jika kita membalikkan banyak sekali hal, ternyata kebahagiaan bukan hanya absolut dimiliki oleh orang-orang bertuhan dan mencari tuhan tersebut.
Kebahagiaan pula dicari dengan kebebasan. Kebebasan yang sesungguhnya tanpa ada pengikat yang membelenggu kebebasan ekspresi manusia, tanpa raja dan kekuatan langit, tanpa dewa atau angan-angan khayal kekuatan luar biasa. Kebebasan akhirnya dikekang pula oleh kebebasan orang lain, tetapi itulah inti dari kebebasan, orang bebas untuk membebaskan dirinya dari belenggu penindasan.
Selain itu pula bukankah kita sekarang sedang tidak bebas? Belenggu virus melingkupi kehidupan saat ini, membelenggu kebebasan kita untuk bersandiwara di kehidupan sosial kita -yang walaupun menjemukkan- adalah anugerah yang tak bisa terkira harganya. Kebahagiaan yang ada di dalam kebebasan adalah kebahagiaan tanpa penindasan dan kebahagiaan yang meletakan derajat manusia di ketinggian yang tidak terkira.
Di kala kesulitan hidup yang membelenggu insan manusia sekarang ini, banyak sekali hal-hal penting yang harus tetap kita pikirkan. Cara melawan penindasar atas kebahagiaan kita, cara kita lepas dari keterpurukan yang ada dan mulai mencari langkah lain untuk menghidupi diri kita sendiri agar lebih berbahagia. Atapun untuk membuat suatu kenangan manis sebelum akhirnya manusia terlelap dan terperangkap selamanya di dalam kegelapan penderitaan yang tiada akhir.
Di kemudian hari pun, manusia akan terus merasakan penderitaan yang tidak ada habisnya. Walau demikian, selama manusia masih mencari arti kebahagiaan dan mencari cara menemukan jalan keluar dari penderitaan tersebut, maka tirai komedi penderitaan manusia semakin lama maka semakin terbuka untuk ditengok lebih jauh dan diapresiasi sebagai bentuk dari sejarah panjang hidup manusia mengarungi lautan drama kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H