Mohon tunggu...
Zaky Zamani
Zaky Zamani Mohon Tunggu... Guru - Konseling Terapi Mind Art

Guru, Motivator, Penulis Pemula.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Filsafat Dakwah Sunan Kalijaga

6 April 2022   16:06 Diperbarui: 6 April 2022   16:15 605
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Membiarkan saja adat-adat yang sukar dirubah dan tidak mengubahnya dengan kekerasan dan tergesa-gesa melakukan perubahan.

Para wali memiliki strategi dakwah dimasyarakat Jawa yang memegangi tradisi. Jika berdakwah dengan merubah tradisi yang tidak bisa dirubah, Sunan Kalijaga punya prinsip tradisi dengan aturan agama bisa dirubah tapi secara perlahan dan tidak pakai kekerasan.

Jika berdakwah nya dengan kekerasan maka hasilnya pasti ada peperangan, yang awalnya orang tertarik dengan dakwah Islam, ini jadinya mereka menjauhi. Tujuan dakwah itu supaya orang pada senang, makanya pelan-pelan jangan dipaksa apalagi pakai kekerasan, itu tidak bisa.

Tidak ada orang yang setelah diperangi berubah keinginan menjadi ikut kepercayaan dari orang yang memerangi nya, ada juga mereka pasti mau balas dendam.

Dakwahnya sunan Kalijaga tidak dengan kekerasan, selalu bersikap santun. Tetapi apabila ada yang bisa dirubah maka dirubah, kalau ada yang susah dirubah jangan dipaksa, lakukan pelan-pelan saja sedikit demi sedikit.

Prinsipnya dakwah Sunan Kalijaga ada dua yaitu;

1. Tut Wuri Handayani, dari belakang diikuti dirubah sedikit-sedikt. Jadi ikuti saja tradisi masyarakat lalu dirubah sedikit-sedikit.

2. Tut Wuri Haniseni, sedikit-sedikit diisi ajaran Islam, ajarkan hal-hal baik. Lama-lama pasti ada perubahan menjadi lebih baik.

Jangan heran kalau ada ulama masuk ke lokalisasi atau bar, itu karena dua prinsip tadi. Kalau kita tidak boleh masuk ke bar karena dianggap haram, kapan bisa berdakwah (mengajak kebaikan), yang sesat tetap aja sesat. Mendakwahi kamu yang sudah pinter buat apa?

Dakwah itu ke yang jelek, maka jangan dimarahi jika ada ulama yang berdakwah ke lokalisasi atau bar, meskipun kalian tidak percaya dengan kegiatan dakwah ulama tersebut.

Jadi berdakwah ditempat seperti itu harus diisi sedikit-sedikit. Misalkan ada diantara pemabuk atau preman duduk bersamanya seorang ulama, ulama itu hanya diam saja sambil memperhatikan para pemabuk. Lama-lama juga bubar kegiatan mabuk-mabukan, Itu namanya pendekatan kultural.

Tut Wuri Handayani, Tut Wuri Haniseni diikuti pelan-pelan dan dirubah pelan-pelan. Jangan dimarahi jangan dibilang kafir nanti mereka tidak jadi dekat dengan Islam.

Orang Jawa suka dengan kesaktian- kesaktian. Sunan Kalijaga masuk lewat jalur kesaktiannya. Orang Jawa suka dengan wayang, Sunan Kalijaga masuk lewat wayang. Itulah yang dikatakan Tut Wuri Handayani Tut Wuri Haniseni, masyarakat menjadi senang untuk menerima dakwah nya sunan Kalijaga.

Orang Jawa menyukai kesaktiannya, Sunan Kalijaga juga bisa lebih sakti dari mereka saat itu. Pada prinsipnya anti konfrontasi, seperti mengambil ikan airnya tidak keruh, jika airnya keruh semua ikan bisa mati.

Apabila kamu berdakwah dengan kekerasan lalu terjadi kerusuhan, tidak hanya yang rusuh menjadi korban tapi kamu yang berdakwah juga menjadi korban. Maka tangkaplah ikan hasilnya ada dan airnya tidak menjadi keruh.

Akhirnya Sunan Kalijaga diposisikan sebagai gurunya orang Jawa.

Semoga bermanfaat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun