Mohon tunggu...
MOH ZAKY FAKHREZY
MOH ZAKY FAKHREZY Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - DI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

Saya adalah salah satu seorang mahasiswa yang menepuh pendidikan S1 di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang Jurusan Perbankan Syariah angkatan 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sejarah Asal Usul Santri di Indonesia

16 Oktober 2022   11:29 Diperbarui: 16 Oktober 2022   11:38 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak kalangan bertanya-tanya tentang apa, siapa, bagaimana, kapan dan mengapa santri dan pesantren bertumbuh di negeri ini. Agar kalian semua tau tentang apa itu santri berikut akan saya jelaskan sedikit yang saya tau tentang santri.

Pada dasarnya santri merupakan ruh bagi Negara Indonesia. Santri adalah sekelompok orang yang menuntut ilmu agama kepada seorang kyai, lumrahnya seorang santri itu menetap (bermukim) di pondok pesantren dan namun ada juga yang namanya santri kalong (nonmukim), kehidupan seorang santri sejak sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan, selalu bergesekan dengan sosial dan antropologi Indonesia. Salah satunya mengalami penjajahan dan berperang melawan penjajah.

Jika kita hitung dan kita data secara rinci, mungkin sudah berjuta-juta para santri, para kyai dan para ulama' yang sudah berjuang untuk Negara Indonesia, karena dalam memerdekakan Negara ini yang berperan aktif atau yang berperan penting untuk kemerdekaan Negara Indonesia ini adalah para santri, para kyia dan para ulama'

Asal usul istilah kata "santri" dalam bhs. arab Kata "santri" terdiri dari empat huruf Arab, yakni   س ,ن ,ت ,ر, huruf-hurug ini mengandung makna tersendiri dan hendaknya tercermin dalam sikap seorang santri, huruf "sin" merujuk pada satrul al'awroh atau "menutup aurat", huruf "nun" berasal dari istilah na'ibul ulama yang berarti "wakil dari ulama"huruf " ta' " dari tarkul al ma'ashi atau "meninggalkan kemaksiatan" serta huruf "ro'" dari ra'isul ummah alias "pemimpin umat".

Istilah "santri" bisa pula dimaknai dengan arti "jagalah tiga hal", yang di maksud yaitu menjaga "ketaatan kepada Allah, menjaga ketaatan kepada Rasulullah, dan menjaga hubungan dengan para pemimpin".

Ada lagi yang mengatakan bahwa kata "santri" berasal dari bahasa Sansekerta yaitu artinya "melek huruf" atau "bisa membaca".

Ada juga yang menyebut istilah "santri" berasal dari kata "shastri" yang dalam bahasa India berarti "orang yang mempelajari kitab-kitab suci agama Hindu". Sansekerta merupakan bahasa liturgis dalam agama Hindu, Buddha, dan ajaran Jainisme, satu dari 23 bahasa resmi di India.

Sedangkan Sansekerta sendiri pernah digunakan di Nusantara pada masa Hindu dan Buddha yang berlangsung sejak abad ke-2 Masehi hingga menjelang abad ke-16 seiring runtuhnya Kerajaan Majapahit, seperti yang dikutip dalam buku Tradisi Pesantren, bahwa pendidikan pesantren, yang sangat lekat dengan tradisi edukasi pembelajaran Islam di Jawa, memang mirip dengan pendidikan ala Hindu di India jika dilihat dari segi bentuk dan sistemnya.

Ada juga yang berpendapat bahwa kata "santri" bisa pula berasal dari bahasa Jawa, yakni cantrik yang bermakna "orang atau murid yang selalu mengikuti gurunya".

Ada pula yang mengaitkan asal usul istilah "santri" dengan kata-kata dalam bahasa Inggris, yaitu sun : matahari dan three : tiga, menjadi tiga matahari. Maksud tiga matahari itu adalah tiga keharusan yang harus dimiliki oleh seorang santri, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.

Istilah "santri" bisa pula dimaknai dengan arti "jagalah tiga hal", sebagaimana yang tertulis di buku Sejarah Pergerakan Nasional, yaitu menjaga "ketaatan kepada Allah, menjaga ketaatan kepada Rasul-Nya, dan menjaga hubungan dengan para pemimpin.

Selanjutnya santri dan pesantren tidak bisa dipisahkan begitu saja bahkan lebih dari pada itu, sampai sejarah berdirinya bangsa Indonesia tidak bisa dilepaskan dari peran dan perjuangan pesantren. Sejak masa awal kedatangan Islam, terutama pada masa walisongo hingga masa penjajahan belanda, masa kemerdekaan hingga kini, persantren telah menyumbang sejuta jasa yang tak ternilai harganya bagi Indonesia terutama kepada pengembangan agama Islam.

Contohnya Raden Fatah yaitu Raja pertama Demak adalah salah satu santri di Pesantren asuhan Sunan Ampel. Begitu pula Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Sunan Muria, Sunan Kudus yang merupakan panglima perang kerajaan Demak adalah generasi awal santri Pesantren yang perannya dalam penyebaran agama Islam sangatlah besar.

Dalam masa penjajahan, di Jawa ada nama Pangeran Diponegoro, di Sumatera ada Tuanku Imam Bonjol yang dijuluki Harimau Nan Salapan, di Aceh ada Teuku Umar dan Teuku Cik Di Tiro, di Makasar ada Syeh Yusuf yang kesemuanya berjuang mengorbankan jiwa dan raga menentang penjajah Belanda.

Pada kurun waktu tahun 1900-an, muncul pula nama-nama besar seperti KH. Hasyim Asyari, KH Ahmad Dahlan, dan lain sebagainya. Pada masa kemerdekaan, muncul nama-nama seperti KH. Wahab Hasbullah, M. Natsir, KH. Wahid Hasyim, KH. Saifuddin Zuhri, Buya Hamka.

Dan pada masa sekarang terdapat sesepuh ulama seperti KH. Maemun Zubair, KH. Dimyati Rois dan lain-lain, dimana bisa kita lihat perannya dalam dunia politik maupun pengembangan agama Islam. Ada pula ulama yang lebih muda seperti alm. Gus Dur, Hidayat Nur Wahid, KHR. Kholil As'ad Syamsul Arifin, KH. Hasyim Muzadi, KH. Said Aqil Siroj dan masih banyak lagi.

Maka dari itu keberadaan Pesantren dapat dikategorikan menjadi empat Periode; Periode masa awal Islam di Indonesia, Periode penjajahan, Periode kemerdekaan, Periode reformasi sampai sekarang.

Kesimpulannya adalah santri itu merupakan suatu kata yang mempunyai makna banyak, santri merupakan ruh bagi negara Indonesia. Santri itu ada sejak awal masuknya Islam ke Indonesia yaitu pada masa walisongo, dan santri sangatlah berperan aktif dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan bangsa ini. Oleh karena itu di Indonesia ada peringatan hari santri nasional yaitu bertepatan pada tanggal 22 Oktober yang selalu di peringati setiap tahunnya, peringatan tersebut bertujuan untuk selalu mengingat jasa-jasa dan pengorbanan yang dilakukan oleh para ulama' dan para santri dalam memperjuangkan tanah air tercinta kita ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun