Banyak kalangan bertanya-tanya tentang apa, siapa, bagaimana, kapan dan mengapa santri dan pesantren bertumbuh di negeri ini. Agar kalian semua tau tentang apa itu santri berikut akan saya jelaskan sedikit yang saya tau tentang santri.
Pada dasarnya santri merupakan ruh bagi Negara Indonesia. Santri adalah sekelompok orang yang menuntut ilmu agama kepada seorang kyai, lumrahnya seorang santri itu menetap (bermukim) di pondok pesantren dan namun ada juga yang namanya santri kalong (nonmukim), kehidupan seorang santri sejak sebelum kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan, selalu bergesekan dengan sosial dan antropologi Indonesia. Salah satunya mengalami penjajahan dan berperang melawan penjajah.
Jika kita hitung dan kita data secara rinci, mungkin sudah berjuta-juta para santri, para kyai dan para ulama' yang sudah berjuang untuk Negara Indonesia, karena dalam memerdekakan Negara ini yang berperan aktif atau yang berperan penting untuk kemerdekaan Negara Indonesia ini adalah para santri, para kyia dan para ulama'
Asal usul istilah kata "santri" dalam bhs. arab Kata "santri" terdiri dari empat huruf Arab, yakni  س ,ن ,ت ,ر, huruf-hurug ini mengandung makna tersendiri dan hendaknya tercermin dalam sikap seorang santri, huruf "sin" merujuk pada satrul al'awroh atau "menutup aurat", huruf "nun" berasal dari istilah na'ibul ulama yang berarti "wakil dari ulama"huruf " ta' " dari tarkul al ma'ashi atau "meninggalkan kemaksiatan" serta huruf "ro'" dari ra'isul ummah alias "pemimpin umat".
Istilah "santri" bisa pula dimaknai dengan arti "jagalah tiga hal", yang di maksud yaitu menjaga "ketaatan kepada Allah, menjaga ketaatan kepada Rasulullah, dan menjaga hubungan dengan para pemimpin".
Ada lagi yang mengatakan bahwa kata "santri" berasal dari bahasa Sansekerta yaitu artinya "melek huruf" atau "bisa membaca".
Ada juga yang menyebut istilah "santri" berasal dari kata "shastri" yang dalam bahasa India berarti "orang yang mempelajari kitab-kitab suci agama Hindu". Sansekerta merupakan bahasa liturgis dalam agama Hindu, Buddha, dan ajaran Jainisme, satu dari 23 bahasa resmi di India.
Sedangkan Sansekerta sendiri pernah digunakan di Nusantara pada masa Hindu dan Buddha yang berlangsung sejak abad ke-2 Masehi hingga menjelang abad ke-16 seiring runtuhnya Kerajaan Majapahit, seperti yang dikutip dalam buku Tradisi Pesantren, bahwa pendidikan pesantren, yang sangat lekat dengan tradisi edukasi pembelajaran Islam di Jawa, memang mirip dengan pendidikan ala Hindu di India jika dilihat dari segi bentuk dan sistemnya.
Ada juga yang berpendapat bahwa kata "santri" bisa pula berasal dari bahasa Jawa, yakni cantrik yang bermakna "orang atau murid yang selalu mengikuti gurunya".
Ada pula yang mengaitkan asal usul istilah "santri" dengan kata-kata dalam bahasa Inggris, yaitu sun : matahari dan three : tiga, menjadi tiga matahari. Maksud tiga matahari itu adalah tiga keharusan yang harus dimiliki oleh seorang santri, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Istilah "santri" bisa pula dimaknai dengan arti "jagalah tiga hal", sebagaimana yang tertulis di buku Sejarah Pergerakan Nasional, yaitu menjaga "ketaatan kepada Allah, menjaga ketaatan kepada Rasul-Nya, dan menjaga hubungan dengan para pemimpin.