Mohon tunggu...
Zakiyatul Ulya
Zakiyatul Ulya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Haiii saya mahasiswi semester 4 dari IAIN KUDUS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harmoni antara Keyakinan dan Pemahaman Asal-usul Kehidupan sebagai Pembelajaran Agama dalam Evolusi

22 Juni 2023   18:35 Diperbarui: 22 Juni 2023   18:41 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Perdebatan tentang asal-usul dan perkembangan kehidupan telah lama menjadi topik yang kompleks dan kontroversial. Pandangan agama dan pemahaman ilmiah seringkali dianggap bertentangan satu sama lain dalam konteks ini. Namun, penting untuk mencari harmoni antara kedua perspektif ini, mengakui bahwa kepercayaan agama dan pemahaman ilmiah dapat bersanding dalam evolusi kehidupan. Dalam esai ini, kita akan menjelajahi harmoni ini dan bagaimana pandangan agama dapat melengkapi pemahaman ilmiah dalam konteks evolusi.

Evolusi adalah konsep terpenting dalam biologi. Bahkan, seorang ahli genetika, Dobzhansky, mengatakan bahwa tidak ada yang masuk akal dalam biologi kecuali ditinjau dari sudut pandang evolusi. Teori evolusi menjelaskan mengapa jutaan spesies dapat eksis. Prinsip ini mempersatukan keseluruhan sejarah kehidupan. Secara ringkas evolusi menyatakan bahwa keanekaragaman bentuk kehidupan muncul sebagai hasil perubahan susunan genetiknya. Organisme- organisme modern merupakan keturunan dari bentuk-bentuk kehidupan sebelumnya yang mengalami modifikasi.

Kepercayaan agama dan pemahaman ilmiah adalah dua cara berpikir yang mendasar dalam manusia. Kepercayaan agama didasarkan pada keyakinan akan adanya entitas yang lebih tinggi, sedangkan pemahaman ilmiah berupaya menjelaskan dunia secara rasional dan berdasarkan bukti empiris. Dalam konteks evolusi, kepercayaan agama sering kali menawarkan narasi tentang adanya pencipta atau entitas supranatural yang terlibat dalam proses penciptaan dan perkembangan kehidupan, sementara pemahaman ilmiah mencoba menjelaskan mekanisme evolusi melalui prinsip-prinsip ilmiah seperti seleksi alam dan perubahan genetik.

Meskipun pandangan agama dan pemahaman ilmiah bisa terlihat berbeda, ada ruang untuk saling pengertian di antara keduanya. Banyak agama melihat penciptaan sebagai tindakan Tuhan yang tidak hanya menciptakan kehidupan, tetapi juga mengatur mekanisme evolusi. Dalam pandangan ini, evolusi menjadi sarana yang digunakan Tuhan untuk mencapai tujuan-Nya dalam menciptakan kehidupan yang beragam dan kompleks. Pemahaman ilmiah, di sisi lain, menawarkan penjelasan tentang proses dan mekanisme di balik evolusi melalui metode ilmiah yang objektif. 

Dalam harmoni antara keduanya, pandangan agama memberikan makna dan tujuan yang mendalam, sementara pemahaman ilmiah memberikan pemahaman tentang mekanisme alamiah yang mendasari evolusi.

Penting untuk mencari keselarasan antara kepercayaan agama dan pemahaman ilmiah dalam konteks evolusi. Salah satu pendekatan adalah dengan melihat pandangan agama sebagai metafisika yang memberikan makna dan tujuan yang mendalam, sementara pemahaman ilmiah memberikan penjelasan tentang mekanisme dan proses yang terjadi secara alamiah. Dalam pandangan ini, tidak ada konflik antara kepercayaan dan ilmu pengetahuan, tetapi lebih merupakan sudut pandang yang saling melengkapi.

Ide dasar evolusi biologi dapat ditelusuri kembali sampai ke masa Yunani kuno. Kurang lebih 2500 tahun yang lalu, Anaximander mengajukan gagasan bahwa kehidupan muncul dalam air dan bentuk-bentuk kehidupan yang lebih sederhana mendahului bentuk-bentuk yang lebih kompleks. Berbeda dengan pandangan tersebut, Aristoteles, yang pemikirannya banyak mempengaruhi budaya Barat, berpendapat bahwa spesies adalah tetap/ permanen dan tidak berubah. Ajaran Yahudi-Kristen memperkuat gagasan ini dengan penafsiran harfiah Kitab Kejadian (Genesis). 

Gereja menyatakan bahwa pertanyaan-pertanyaan mengenai asal-usul keanekaragaman spesies dan sejarah bumi telah dijawab tuntas oleh Injil. Hal tersebut bukan merupakan sesuatu yang boleh/perlu diteorikan atau diteliti. Alternatif Injil terhadap proses evolusi berpusat pada dua gagasan dalam Kitab Perjanjian Lama yaitu penciptaan terpisah (kreasionisme) dan imutabilitas/ketetapan spesies. Penciptaan terpisah adalah pandangan bahwa Tuhan menciptakan semua makhluk hidup sekaligus seperti bentuknya sekarang.

Untuk mencapai harmoni yang sebenarnya, penting bagi komunitas agama dan ilmiah untuk membangun dialog dan keterbukaan antara keduanya. Agama dapat mengakui nilai pemahaman ilmiah dalam mengeksplorasi kehidupan dan dunia, sementara ilmiah dapat mengakui nilai kepercayaan agama dalam memberikan makna dan tujuan yang mendalam. Melalui dialog dan keterbukaan ini, mungkin ada ruang untuk menyatukan pemahaman yang lebih utuh tentang evolusi kehidupan.
Salah satu teori yang mencoba menggabungkan kepercayaan agama dengan pemahaman ilmiah tentang asal-usul dan perkembangan kehidupan adalah konsep "evolusi teistik" atau "evolusi yang terarah" (directed evolution). Teori ini menyatakan bahwa evolusi adalah proses yang diarahkan atau dipandu oleh Tuhan atau entitas ilahi, dan bahwa agama dan ilmu dapat saling melengkapi dalam memahami asal-usul dan perkembangan kehidupan. 

Pendukung evolusi teistik berpendapat bahwa proses evolusi adalah alat yang digunakan oleh Tuhan untuk menciptakan keanekaragaman kehidupan di dunia ini. Mereka meyakini bahwa prinsip-prinsip ilmiah evolusi, seperti seleksi alam dan perubahan genetik, adalah cara Tuhan bekerja dalam menciptakan dan mengembangkan kehidupan.

Konsep evolusi teistik memungkinkan orang untuk mempertahankan kepercayaan agama mereka sambil menerima bukti-bukti ilmiah yang ada mengenai evolusi. Pendukungnya berpendapat bahwa agama dan ilmu memiliki domain yang berbeda, dan bahwa evolusi adalah penjelasan ilmiah tentang bagaimana kehidupan berkembang seiring waktu, sedangkan agama berkaitan dengan pertanyaan-pertanyaan metafisik yang melampaui cakupan penjelasan ilmiah. 

Meskipun evolusi teistik mencoba menggabungkan agama dan ilmu, teori ini tidak diterima secara universal. Beberapa orang yang menganut pandangan agama menganggap bahwa evolusi teistik masih tidak konsisten dengan keyakinan agama mereka, sementara beberapa ilmuwan mengkritiknya karena melibatkan gagasan-gagasan supernatural yang tidak dapat diuji secara empiris. 

Penting untuk diingat bahwa evolusi teistik adalah pandangan yang dipegang oleh sebagian orang yang mencoba menyatukan keyakinan agama mereka dengan pengetahuan ilmiah tentang evolusi. Pendekatan ini bervariasi antara individu-individu dan agama-agama tertentu, dan tidak semua penganut agama mengadopsi pandangan ini. Pandangan terhadap hubungan antara agama dan ilmu sangatlah beragam, dan setiap individu atau kelompok memiliki interpretasi dan pandangan yang unik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun