Mohon tunggu...
Zakiya Ar_Rahma
Zakiya Ar_Rahma Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar sepanjang hayat. This too shall pass.

Mencintai buku dan kehidupan yang dijalani saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Skripsi Itu Sarana Cepat Lulus Kuliah

5 September 2023   07:54 Diperbarui: 5 September 2023   07:56 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ipa.fkip.uns.ac.id

Baru-baru ini, menteri pendidikan pak Nadiem Makarim menyampaikan jika Kemendikbud-Ristek sudah tidak mewajibkan Skripsi.
Meskipun sudah tidak diwajibkan, pihak kampus tetap diberi kewenangan  untuk menentukan syarat kelulusan mahasiswa. Jadi, jika ingin tetap mewajibkan skripsi boleh-boleh saja. Namun jika sudah tidak diwajibkan, maka harus mencari alternatif syarat kelulusan lainnya.

Sebagaimana sebuah kebijakan, tidak diwajibkannya skripsi juga menuai pro dan kontra. Pihak yang kontra menilai, tidak diwajibkannya skripsi dapat menurunkan kualitas lulusan. Sedangkan pihak yang pro menilai, tidak diwajibkannya skripsi adalah solusi yang tepat untuk mengurangi beban tugas mahasiswa. Misalnya, mahasiswa bisa lulus lebih cepat. Karena, skripsi ini, disebut sebagai penghambat mahasiswa cepat lulus kuliah.  

Tapi, apakah benar skripsi menjadi penghambat mahasiswa cepat lulus? Berdasarkan pengalaman saya mengerjakan skripsi, tentu saya mempunyai pandangan lain.

Skripsi adalah Motivator Saya Cepat Lulus Kuliah

Bagi saya, skripsi bukan penghambat kelulusan. Justru skripsi adalah motivasi saya untuk cepat-cepat lulus. Kalau lulusnya cepat, bayar kuliah jadi lebih sedikit dan murah. Meskipun hak istimewa sebagai mahasiswa harus dicabut.

Misalnya dapat promo makanan, promo sewa motor, ikut seminar gratis tapi dapat pesangon, dan dapat akses ke perpustakaan kampus tanpa batas.

Dengan adanya skripsi, saya mendorong diri saya, pikiran saya, dan jiwa saya untuk cepat-cepat menyelesaikannya. Karena bergelut dengan skripsi itu sangat tidak nyaman. Mau nonton di bioskon, tidak tenang. Mau jalan-jalan, kepikiran skripsi. Mau liburan, juga kepikiran. Bahkan, mau nikah pun tetap kepikiran skripsi. Jadi, solusi agar bahagia menjalani hari-hari terahir sebagai mahasiswa, adalah menyelasaikan skripsi dengan cepat.

Skripsi adalah beban mahasiswa memang benar adanya. Meskipun kita sangat mencintai topik skripsi yang kita pilih, tetap saja skripsi itu terasa berat. Karena terasa berat itu lah, justru saya ingin cepat menyelesaikannya. Dan karena itu lah, saya menyebut skripsi sebagai motivator terkuat untuk cepat lulus kuliah.

Jadi, jika skripsi ini tidak diwajibkan kampus, saya akan kehilangan motivator untuk cepat lulus kuliah. Kecuali diganti dengan syarat kelulusan lainnya yang lebih berat. Misalnya harus menerbitkan buku dan harus menjadi buku best seller.

Sekali lagi, meskipun skripsi dinilai memberatkan mahasiswa, tapi bagi saya mengerjakan skripsi mempunyai manfaat yang cukup banyak. Diantaranya, saya jadi lebih faham keilmuan jurusan kuliah saya, lebih faham tahapan-tahapan penelitian, cara menggali data, cara mendekati informan, dan melatih diri untuk giat menulis.

Karena sebenarnya, yang paling berat dari mengerjakan skripsi adalah menganalisis data. Mungkin untuk wawancara, mengkaji literatur, adalah hal yang mudah. Tapi untuk menganalisis data adalah hal yang paling sulit dan biasanya yang membuat malas mengerjakan skripsi. Untuk itu, latihan menulis dan membaca harus digiatkan oleh mahasiswa dan pihak kampus sejak masa-masa awal perkuliahan. Bila perlu, di semester 4, mahasiswa sudah diminta untuk mencari judul skripsi.

Untuk itu, menjadikan skripsi sebagai syarat kelulusan masih relevan. Apalagi jika digunakan sebagai motivator agar cepat lulus kuliah. Sekalipun diganti dengan syarat lain, seharusnya tetap disesuikan dengan tridharma perguruan tinggi. Yaitu belajar, meneliti, dan mengabdi.

Lagi pula, yang berat dari menjadi mahasiswa itu tidak hanya mengerjakan skripsi. Tapi juga mengerjakan tugas-tugas makalah dari dosen.

Jadi saran saya, supaya bisa menjadi mahasiswa yang bahagia dengan banyak tugas, maka harus memilih jurusan kuliah yang benar. Yaitu sesuai dengan passion atau minat kita. Kalau pilih jurusannya saja sudah asal-asalan, ujung-ujungnya akan berhenti di tengah jalan. Jangankan menghadapi skripsi, menghadapi seminar di kelas juga akan mundur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun