Banyak pengamat menilai bahwa ini adalah upaya dari Macron untuk melakukan persiapan menghadapi Pemilu Presiden Perancis yang akan diselenggarakan pada tahun 2022 nanti. Macron sedang mengemas pencitraan diri melalui sebuah ketegasan pemerintahan menyikapi kondisi sosial keagamaan di negaranya.
"Kemasan" yang memang diprediksi sedang tepat pada waktunya, jika dikaitkan dengan kekalahan telak Partai Pendukung Macron pada "Pilkada" di sejumlah daerah di Perancis pada bulan Juni lalu. Kekalahan ini ditenggarai akan menjadi salah satu batu sandungan bagi Macron untuk memuluskan upaya untuk terpilih kembali menjadi Presiden Perancis pada tahun 2022 nanti.
Namun kembali lagi soal efek samping dari sebuah "Kemasan". Jika digunakan pada momen yang  tidak tepat serta ditujukan kepada person atau kelompok yang tidak pas, justru akan menjadi bumerang bagi si penggunanya. Dengan kondisi sebagai negara yang memilki jumlah penduduk muslim  terbesar di benua eropa, pemerintah Perancis justru harus menggunakan potensi ini didalam percaturan politik dalam dan luar negerinya.
Jangan sampai dengan melakukan upaya pengkerdilan dan melabeli umat muslim sebagai teroris, akan berdampak kepada citra Macron yang selama ini dinilai sebagai seorang pemimpin muda yang ramah dengan nilai-nilai toleransi sosial dan agama.
Don't mess with Moslem peoples. Mcgregor did it, and he lost. Macron?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H