Memasuki akhir Bulan Mei 2020 ini, terdata sudah 537 orang lebih masyarakat Sumatera Barat yang berstatus positif Covid-19. Â Hanya memerlukan waktu kurang dari 60 hari saja, jika kita hitung sejak pertama kali ditemukannya warga yang positif Covid-19 pada 26 maret 2020 lalu.Â
Angka yang cukup besar jika dibandingkan dengan provinsi tetangga, seperti Sumatera Utara yang positif sebanyak 332 orang, Riau 111 Orang, Jambi 97 Orang dan Bengkulu 69 Orang. Besarnya angka ini tentu harus menjadi perhatian yang serius bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat.
Pemprov Sumbar sendiri bukannya tidak berupaya mengatasi permasalahan tersebut. Â Pengambilan kebijakan mulai dengan pengalokasian anggaran, membentuk Tim Gugus Tugas Covid-19, penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), menyediakan Rumah Sakit Rujukan, menambah rekruitmen tenaga kesehatan, melakukan sosialisasi kebijakan, hingga melakukan pengecekan/penjagaan jalur transportasi di dalam daerah maupun di wilayah perbatasan, telah dilakukan.Â
Namun tetap saja, korban Covid-19 terus bertambah setiap harinya. Â Apa yang salah dengan kebijakan ini?
Lazimnya, dalam setiap pengambilan kebijakan publik, sudah dipastikan akan ada dampak dan efek samping dari kebijakan tersebut. Contohnya dengan penanganan Covid-19 ini.Â
Dengan mengeluarkan kebijakan PSBB, akan berdampak pada rentannya kondisi perekonomian masyarakat, karena banyak masyarakat yang akan berkurang pendapatannya bahkan kehilangan pekerjaannya ketika mereka "dirumahkan".Â
Ketika permasalahan ini timbul, maka antisipasi terhadap dampaknya PSBB itu mestinya sudah diperhitungkan dengan matang. Apakah dengan memberikan insentif uang atau bantuan sembako kepada masyarakat yang terkena dampak covid-19.
Skenario dampak dan efek samping harus disiapkan secara komprehensif. Caranya bagaimana? Ya dengan merunut dan mengurai seluruh potensi permasalahan serta merincikan solusinya masing-masing.Â
Banyak tekhnik dan cara dalam mencari akar sebuah permasalahan. Salah satunya adalah tekhnik Fishbone Diagram dari Dr. Kaoru Ishikawa, seorang Ilmuwan dari Jepang. Tekhnik ini bisa diadaptasi untuk memetakan seluruh potensi permasalahan mulai dari  yang paling sederhana hingga yang paling rumit. Dalam tekhnik tersebut, kita akan belajar menilai aspek-aspek mana yang paling berpengaruh menyebabkan terjadinya permasalahan.
Jika kita ambil contoh permasalahan, misalkan "Banyaknya Masyarakat Terkena Covid-19". Dari permasalahan tersebut, sesuai dengan tekhnik fishbone, kita breakdown menjadi 4 aspek dasar yang mempengaruhi hal itu terjadi, yaitu:
1. Aspek Sumber Daya Manusia.
2. Aspek Sarana Prasarana.
3. Aspek Lingkungan.
4. Aspek Pelaksanaan Kebijakan.Â
Kemudian, dari 4 aspek dasar tersebut akan dicari kembali permasalahan yang paling mempengaruhi masing-masing aspek. Penerapannya dapat kita contohkan sebagai berikut.