---
"Kamu sehat kelinci mungil?" tanya bebek ketika mereka bersama-sama beristirahat setelah bekerja di ladang.
"Iya aku sehat" jawabnya pendek sambil menerawang.
"Kau tidak seceria biasanya. Biasanya kau bersenandung dan banyak bercerita padaku. Ayolah, ceritakan apa masalahmu, aku siap membantumu" bujuk bebek.
Diceritakanlah apa yang menimpanya kepada bebek.
Bebek mendengarkan dengan seksama, sambil sesekali mengangguk.
"Kau yakin sudah mencarinya di semua tempat di rumahmu?" tanya bebek.
"Iya, aku sudah menggeledah lemari itu, juga seluruh isi rumahku, tapi tetap tidak ketemu" jawabnya.
"Semoga segera ketemu ya sahabatku, jika aku mendengar informasi tentang itu, aku akan segera memberitahumu" kata bebek.
"Terima kasih teman" kelinci mungil tersenyum.
---
Sore hari, rumah kelinci mungil kedatangan tamu, si elang dari desa seberang.
Elang adalah penerima hadiah kunci emas tahun lalu. Saat ini sudah ada 3 penerima kunci emas, 2 diantaranya rubah dan elang. Keduanya berbeda desa dengan kelinci, namun mereka semua bersahabat.
"Halo kelinci mungil, boleh aku menginap di rumahmu?" tanya elang.
"Tentu saja boleh elang, aku sangat senang sekali kau kunjungi" kelinci mungil tersenyum senang.
Kedatangan elang kali ini juga ingin menghadiri undangan makan malam bersama raja besok, sekalian bersilaturahim dengan sahabatnya, kelinci mungil.
Obrolan kelinci mungil dan elang pun mengalir, termasuk juga tentang hilangnya kunci emasnya.
"Adakah yang kau curigai kelinci mungil?" tanya elang.
"Tak ada, aku tak mencurigai siapa pun" jawabnya.
"Aku curiga yang mengambil kunci emasmu adalah orang yang tinggal dekat di sekitar sini. Bagaimana kalau malam ini kau naik ke punggungku, kita berkeliling sekitar sini, siapa tahu kita mendapat petunjuk" kata elang.
Kelinci mungil menyambutnya dengan anggukan dan senyum terima kasih.
---
Malam itu mereka berangkat. Kelinci duduk diatas punggung elang yang besar. Mereka berkeliling dan sesekali hinggap di atas pohon, atau atap rumah, sambil mengamati situasi.
Lama mereka tak menemukan apa-apa, hingga waktu mendekati subuh dan mereka sudah cukup lelah dan memutuskan untuk pulang. Namun sebelumnya, mereka berhenti diatas atap rumah kelinci mungil dan bercengkrama sebentar.
Namun tiba-tiba kesunyian malam itu dipecahkan oleh suara derit pintu yang terbuka dari salah satu rumah didekat mereka, itu pintu rumah kambing.
Ia keluar menuju sumur desa yang letaknya tak jauh dari sana. Pandangan mata elang yang terkenal sangat tajam segera mengisyaratkan kelinci mungil untuk diam dan menunggu.