Siang itu raja mengumpulkan seluruh warganya di alun-alun kota. Raja akan memberikan hadiah kepada kelinci mungil atas kebaikannya menjadi warga kerajaan yang baik, yang bisa menjadi teladan warga. Hadiah ini diberikan raja tiap tahun kepada 1 warganya yang terpilih.
Di hadapan seluruh rakyat yang tumpah ruah di alun-alun kota, raja menyerahkan hadiah kepada kelinci mungil berupa emas berbentuk kunci yang cukup besar, sebesar buah kelapa. Semua warga bersorak dan bertepuk tangan turut gembira.
Selesai acara kelinci mungil pulang bersama teman-temannya : monyet, kambing, bebek, ayam dan kura-kura. Mereka memang tinggal berdekatan, bertetangga. Sepanjang jalan mereka tak bosan mengagumi kunci emas hadiah dari raja untuk kelinci mungil.
"Wah asik banget ya dapat kunci dari emas" kata monyet.
"Alhamdulillah, aku senang sekali. Dapat hadiah dari raja saja sudah membuatku senang" sahut kelinci mungil.
"Kau sekarang sudah jadi orang kaya kelinci mungil, lihat kau punya emas besar!" kata ayam.
"Ah tidak, aku masih sama seperti kelinci mungil yang kalian kenal" jawab kelinci mungil sambil tersenyum, ia tak bisa menyembunyikan betapa bahagianya ia mendapat hadiah dari sang raja.
Bukan... Bukan karena kunci dari emas itu, hadiah apapun yang diberikan raja padanya, dia sudah sangat senang.
"Ngomong-ngomong mengapa bentuknya kunci ya? Mengapa tidak bentuk piala, atau piagam begitu. Kan lebih mudah disimpan" kata monyet.
"Jangan-jangan itu kunci untuk pintu rahasia?" seru monyet menyelidik.
"Mana aku tahu, monyet. Yang penting aku simpan hadiah dari raja dengan baik. Menjaga pemberian seseorang dengan baik itu salah satu wujud menghargai sang pemberi juga" kata kelinci mungil.
Mereka mengangguk bersamaan.
---
Sesampainya di rumah, kelinci mungil segera menyimpan kunci emas itu di lemari bajunya, kemudian bergegas bermain bola di lapangan bersama teman-teman yang lain.
Hari sudah menjelang malam, matahari pun mulai menunjukkan tanda-tanda akan menggelincir. Kelinci mungil dan teman-temannya segera pulang ke rumah untuk beristirahat. Malam pun bukan waktu yang baik untuk berkeliaran di luar rumah, karena bahaya siap menerkam siapa saja dengan didukung kegelapan malam yang membuat bayangan tak lagi jelas terlihat dan mata pun tak lagi awas.
Selesai membersihkan diri dan berganti baju, kelinci mungil asik menyantap makan malamnya. Ia begitu lahap dan senang. Kelinci mungil pun tidur dengan nyenyak sekali.