Hari libur panjang tanggal 23-26 Mei 2024 dimanfaatkan masyarakat yang sedang berlibur ke Yogyakarta untuk berkunjung ke Jalan Malioboro, tak terkecuali oleh para rombongan sekolah yang sedang melaksanakan study tour walaupun akhir-akhir ini tengah ramai diperbincangkan di media sosial mengenai polemik larangan study tour.
Pasalnya dalam 1 bulan terakhir ini terjadi beberapa peristiwa kecelakaan bus yang membawa para rombongan study tour, salah satunya bus yang membawa rombongan SMK Lingga Kencana Depok pada Sabtu, 11 Mei 2024 yang mengalami kecelakaan di Ciater, Subang, Jawa Barat hingga mengakibatkan 11 korban jiwa.
Dampak dari banyaknya kecelakaan tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan warganet terhadap pelaksanaan study tour. Beberapa diantaranya menilai bahwa pelaksanaan study tour hanya berfokus pada rekreasi, bukan edukasi dan hanya membebani orang tua siswa yang berasal dari kalangan kurang mampu.
Sebagian warganet yang lain berpendapat bahwa pelaksanaan study tour merupakan kegiatan yang positif dan memiliki banyak manfaat selama bisa dikelola dengan baik, lebih memperhatikan keselamatan penumpang, serta tidak mewajibkan seluruh siswa-siswi untuk ikut.
Ulfa, salah satu wisatawan yang juga merupakan seorang ibu mengatakan bahwa peristiwa kecelakaan yang terjadi akhir-akhir ini membuatnya khawatir pada pelaksanaan study tour.
"Semenjak banyak kejadian (kecelakaan bus) saya jadi takut (study tour) apalagi anak saya yang satu masih SD"
Sementara itu, Adi salah satu siswa SMP Darussalam Jakarta Selatan mengaku sedikit khawatir saat hendak pergi melaksanakan study tour terlebih lagi semenjak mendengar beberapa peristiwa kecelakaan yang terjadi belakangan ini.
"Khawatir sih (study tour), apalagi dari orang tua juga banyak larangan" ujar Adi.
Meski begitu, Adi berpendapat bahwa pelaksanaan study tour ini penting untuk membantu pelajar sepertinya dalam belajar dan menambah pengalaman.
"Buat pengalaman sih (study tour) menurut saya penting, walaupun di media ada yang bilang penting ada yang bilang ga penting" tambah Adi.
Namun kenyataannya, polemik yang hangat diperbincangkan tersebut seolah tidak berpengaruh besar terhadap beberapa sekolah untuk tetap melaksanakan study tour. Hal tersebut bisa dilihat dari ramainya rombongan anak usia sekolah yang memakai pakaian seragam berkeliling di sekitar kawasan Malioboro.
Seolah menjadi destinasi yang wajib dikunjungi selain Keraton, Gunung Merapi, Candi Prambanan, dan Pantai Parangtritis, lantas mengapa Malioboro selalu menjadi pilihan rombongan sekolah yang sedang melaksanakan study tour ke Yogyakarta?
Letak yang Strategis
Jalan Malioboro yang berada di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki panjang kurang lebih sekitar 2 km dan menghubungkan antara Tugu Yogyakarta dengan kompleks Keraton Yogyakarta. Karena letaknya yang berada di pusat kota Yogyakarta, menjadikan jalan Malioboro ini merupakan kawasan yang strategis untuk dikunjungi oleh para rombongan study tour sebelum atau sesudah mengunjungi tempat lain.
Â
Tempat yang Bersejarah
Kawasan Malioboro merupakan tempat yang penuh akan nilai sejarah. Bisa dilihat dari bangunan-bangunan yang masih terlihat seperti bangunan tua. Disekitar kawasan Malioboro juga terdapat Istana Kepresidenan, Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 hingga benteng Vredeburg peninggalan Belanda yang tentunya cocok untuk dikunjungi rombongan study tour.
Â
Budaya Traditional yang Masih Lestari
Hal yang menjadi daya tarik wisatawan dari kawasan Malioboro adalah kebudayaannya yang masih lestari. Saat berkunjung ke Malioboro, di pinggir jalan akan banyak ditemukan Andong (kereta kuda) dan becak yang merupakan transportasi traditional di Yogyakarta di masa lalu. Tidak hanya itu saja, saat berjalan disekitaran Malioboro akan banyak ditemukan musisi-musisi dan seniman lokal yang menyalurkan bakatnya masing-masing.
Â
Pusat Perbelanjaan
Alasan terakhir mengapa kawasan Malioboro selalu ramai dikunjungi oleh para rombongan sekolah yang sedang melaksanakan study tour adalah karena Jalan Malioboro merupakan salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Yogyakarta. Di sekitar kawasan Malioboro terdapat banyak sekali tempat yang biasanya didatangi para wisatawan untuk menikmati kuliner traditional seperti gudeg dan wedang ronde.
Selain itu, di sepanjang jalan Malioboro, bahkan hingga masuk ke gang-gang kecil akan ditemukan banyak sekali pedagang yang menjual berbagai macam oleh-oleh seperti bakpia, kaos, batik, kerajinan ataupun pernak-pernik untuk dibawa pulang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H