Namun kenyataannya, polemik yang hangat diperbincangkan tersebut seolah tidak berpengaruh besar terhadap beberapa sekolah untuk tetap melaksanakan study tour. Hal tersebut bisa dilihat dari ramainya rombongan anak usia sekolah yang memakai pakaian seragam berkeliling di sekitar kawasan Malioboro.
Seolah menjadi destinasi yang wajib dikunjungi selain Keraton, Gunung Merapi, Candi Prambanan, dan Pantai Parangtritis, lantas mengapa Malioboro selalu menjadi pilihan rombongan sekolah yang sedang melaksanakan study tour ke Yogyakarta?
Letak yang Strategis
Jalan Malioboro yang berada di Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta ini memiliki panjang kurang lebih sekitar 2 km dan menghubungkan antara Tugu Yogyakarta dengan kompleks Keraton Yogyakarta. Karena letaknya yang berada di pusat kota Yogyakarta, menjadikan jalan Malioboro ini merupakan kawasan yang strategis untuk dikunjungi oleh para rombongan study tour sebelum atau sesudah mengunjungi tempat lain.
Â
Tempat yang Bersejarah
Kawasan Malioboro merupakan tempat yang penuh akan nilai sejarah. Bisa dilihat dari bangunan-bangunan yang masih terlihat seperti bangunan tua. Disekitar kawasan Malioboro juga terdapat Istana Kepresidenan, Monumen Serangan Umum 1 Maret 1949 hingga benteng Vredeburg peninggalan Belanda yang tentunya cocok untuk dikunjungi rombongan study tour.
Â
Budaya Traditional yang Masih Lestari
Hal yang menjadi daya tarik wisatawan dari kawasan Malioboro adalah kebudayaannya yang masih lestari. Saat berkunjung ke Malioboro, di pinggir jalan akan banyak ditemukan Andong (kereta kuda) dan becak yang merupakan transportasi traditional di Yogyakarta di masa lalu. Tidak hanya itu saja, saat berjalan disekitaran Malioboro akan banyak ditemukan musisi-musisi dan seniman lokal yang menyalurkan bakatnya masing-masing.