Ketika itu ada seseorang melihat seekor kupu kupu berusaha keluar dari kepompongnya, ketika ia berusaha keras untuk keluar tiba tiba ia diam dan berhenti. Sepertinya ia sudah lelah dan tidak akan mampu untuk berusaha keluar lagi. Melihat itu orang tersebut merasa kasihan, ia akhirnya membuka kulit kepompong itu lebih lebar agar si kupu kupu bisa dengan mudah keluar. Dan benar saja. Akhirnya kupu kupu itu berhasil keluar, akan tetapi ia lemah dan tidak bisa terbang, karena ia dikeluarkan sebelum sayap sayapnya tumbuh sempurna.Â
Kepompong menunjukkan bahwa perubahan memerlukan waktu dan kesabaran. Tidak ada keberhasilan yang instan; semuanya membutuhkan proses.Â
Kepompong menjalani prosesnya sendiri dalam isolasi. Ini mengingatkan kita bahwa terkadang, untuk berkembang, kita perlu waktu untuk merenung dan memperbaiki diri tanpa gangguan dari luar.
Kepompong juga mengajarkan kita bahwa ada saat untuk bekerja keras (fase ulat) dan ada saat untuk beristirahat dan mengembangkan diri (fase kepompong) sebelum siap menghadapi dunia (fase kupu-kupu).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H