Mohon tunggu...
Zakiah Yunus
Zakiah Yunus Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

I Love Reading_I Love Writing

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Fakta Makanan Populer, Mi Instan

13 Februari 2024   16:49 Diperbarui: 13 Februari 2024   17:37 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasa suatu makanan memiliki nilai yang berbeda, tergantung setiap lidah yang menikmatinya. Namun untuk beberapa jenis makanan tertentu semua sepakat melabeli makanan tersebut "Enak".  Tapi label " Enak" saja tidak cukup menjadi standar penilaian suatu makanan. Aman, Baik, Sehat dan Halal harusnya menjadi faktor penting untuk menilai kualitas dan nilai makanan itu sendiri. 

Salah satu jenis makanan yang banyak di jual dan populer untuk semua kalangan adalah Mi Instan. Perlu diketahui bahwa makanan populer satu ini banyak disantap orang setiap hari. Rasanya yang enak, harga yang sangat terjangkau dan cara masaknya yang simpel dan praktis menjadikannya pilihan utama untuk stock makanan yang hampir ada disetiap dapur. 

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan mi instan sepanjang tidak dikonsumsi secara berlebihan. Tetapi pada kenyataannya sebagian besar orang terlalu banyak mengkonsumsi mi instan, bahkan ada yang mengkonsumsinya beberapa kali dalam sehari dan sekali konsumsi bisa sampai 2 bungkus. 

Konsumsi mi instan yang berlebihan inilah yang membahayakan bagi kesehatan, karena beberapa kandungan senyawa kimia yang terkandung di dalamnya. 

1. Sodium

Sodium adalah bagian dari garam. Pada dasarnya sodium sangat dibutuhkan tubuh untuk fungsi otot, meregulasi cairan tubuh, meregulasi glukosa, fungsi syaraf, fungsi mental, jantung hingga meregulasi tekanan darah. Kekurangan sodium dapat menyebabkan diare, muntah, sakit kepala, lesu, penurunan berat badan, pusing dan nyeri otot. 

Sebaliknya, kelebihan sodium juga dapat membuat tekanan darah meningkat sehingga menimbulkan beberapa penyakit lainnya. Limit sodium harian dewasa adalah sekitar 2000mg. Sedangkan bumbu mi instan mengandung kadar sodium yang tinggi yaitu 800-1200mg sodium/bungkus, bahkan ada yang lebih tergantung kualitas produk mi instan tersebut.  Jika kita mengkonsumsi sodium sebesar 1200mg dari mi instan, maka bagaimana dengan konsumsi makanan lain yang juga mengandung sodium?

Untuk mengatasi hal tersebut maka yang dapat dilakukan adalah mengurangi konsumsi Sodium, Dengan cara: 

  • Memilih Produk yang rendah sodium: Periksa label nutrisi dan pilih mi instan yang memiliki kandungan sodium yang lebih rendah.
  • Kurangi Penggunaan Bumbu Paket: Bumbu kemasan mi instan seringkali mengandung tingkat natrium yang tinggi. Pertimbangkan untuk mengurangi jumlah atau bahkan tidak menggunakan bumbu tersebut.
  • Tambahkan Bahan Sendiri: Tambahkan bahan-bahan segar seperti sayuran, daging tanpa lemak, atau bumbu alami lainnya untuk meningkatkan rasa tanpa perlu menambahkan garam atau bumbu kemasan yang mengandung natrium tinggi.

2.Benzoic Acid dan Methyl p-hydroxybenzoate

Benzoic acid atau asam bensoat merupakan salah satu jenis pengawet makanan. Menurut BPOM batas maksimum Benzoic Acid dan Methyl p-hydroxybenzoate dalam mi instan yaitu 250mg. Sementara Fungsinya adalah untuk menghambat pertumbuhan bakteri, jamur, dan khamir, memperpanjang masa simpan produk makanan. 

Batas aman untuk konsumsinya setiap hari yaitu kurang dari 10mg perkilogram berat tubuh. Jadi orang dengan BB 50kg maka batas maksimumnya yaitu 500mg sehari. Jika dikonsumsi di atas batas yang telah ditentukan maka dua jenis pengawet ini bisa membahayakan kesehatan. 

Cara Mengurangi Konsumsi Benzoic Acid dan Methyl p-hydroxybenzoate:

  • Beralih ke Makanan Segar: Pilih makanan segar alami seperti buah-buahan, sayuran, dan daging segar  
  • Buat Makanan Sendiri: Memasak makanan di rumah memberi Anda kendali penuh atas bahan-bahan yang digunakan. Buatlah mi instan sendiri dengan bahan-bahan alami  
  • Minimalkan Konsumsi Makanan Olahan: Makanan olahan sering mengandung lebih banyak bahan tambahan kimia. 
  • Baca Label dengan Teliti: Selalu baca label produk dengan teliti dan perhatikan bahan tambahan yang tercantum. Hindari produk dengan daftar bahan yang panjang dan tidak dikenal.
  • Konsultasikan dengan Profesional Kesehatan: Jika Anda memiliki kekhawatiran kesehatan terkait dengan konsumsi Benzoic Acid dan Methyl p-hydroxybenzoate, konsultasikan dengan profesional kesehatan Anda untuk saran dan rekomendasi lebih lanjut.

 3. MSG (monosodium glutamate) 

MSG merupakan zat penambah rasa pada makanan. Pada konsumsi normal, MSG tidak menimbulkan efek apa-apa. Namun konsumsi berlebihan dalam jangka panjang bisa memunculkan masalah bagi kesehatan. Konsumsi 12gram MSG perhari dapat menimbulkan gangguan lambung, gangguan tidur dan mual-mual. Tidak hanya itu. MSG juga dapat memicu hipertensi, asma, kanker, diabetes, kelumpuhan, serta penurunan tingkat kecerdasan. 

cara mengurangi konsumsi MSG: 

  • Pilih Produk yang Bebas MSG: Beberapa produsen makanan sekarang menawarkan produk bebas MSG. Cari produk-produk ini sebagai alternatif untuk mengurangi konsumsi MSG.
  • Gunakan Bumbu Alami: Gunakan bumbu-bumbu alami seperti rempah-rempah, herba segar, dan bawang putih untuk memberi rasa pada makanan. Hindari penggunaan bumbu instan yang mungkin mengandung MSG.
  • Baca Label Produk dengan Teliti: Periksa label produk dengan teliti saat berbelanja makanan dan hindari produk yang mengandung MSG atau bahan-bahan turunannya seperti autolized yeast extract, hydrolyzed vegetable protein, atau yeast extract.
  • Perhatikan Reaksi Tubuh Anda:  Jika Anda merasa sensitif terhadap MSG atau mengalami gejala yang berkaitan setelah mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, perhatikan dan hindari makanan-makanan tersebut. 

Jangan lupa untuk tetap menjaga pola makan sehat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun