Relasi fungsional edukatif  yang terbangun itu seharusnya mempunyai nilai tambah bagi "yang dididik"; dalam artian mereka harus diperkaya dengan pengetahuan, kebajikan dan nilai-nilai etis-moral.
Fungsi edukatif Pendidik itu terlihat kompleks. Hal itu dikarenakan oleh sejumlah alasan. Umpanya dari pendidik itu sendiri, antara lain: kondisi dan suasana pendidikan, latar belakang pendidikan, pedagogi dan teknik keterlibatan dan partisipanya, harapan-harapanya, dan juga kerumitan fungsi edukatif pendidik itu berhubungan dengan "orang / anak (di) didik", seperti perkembangan pribadi dan kepribadiannya, harapan dan kesibukan, tingkalaku dan reaksinya terhadap pengaruh lingkungan.
Disamping itu ada kaitan permasalahan dengan jadwal atau roster jam belajar-mengajar. Faktor-faktor itu membuat terjadinya kompleksitas permasalahan dan pemahaman bagi seorang pendidik. Jadi hal itu akan sangat membantu kalau itu dibuat analisa refleksif untuk membantu pemahamannya.Â
Ungkapan kedua yang harus dicermati adalah Pedagogi. Pada prinsipnya, dari sekolah dasar sampai pada perguruan tinggi dan universitas masih ada  pedagogi yang terkandung dalam teknik, cara partisipasi dan keterlibatan seorang dosen atau professor dalam sistem belajar mengajar, meskipun ada pendapat yang beranggapan bahwa pedagogi itu hanya ada dalam diri para pendidik di tingkat dasar, menengah dan atas. Kalau di tingkat perguruan tinggi atau universitas tidak lagi diperlukan. Yang jelas hanyalah pola belajar mengajar biasa yang dikenal umum.
Kelihatan sikap dan semangat reduktrisnya. Namun amatlah penting kalau dibuat sejenis angket atau pertanyaan biasa mengenai teknik partisipasi dan keterlibatan seorang dosen atau professor dalam sistem belajar mengajar menyangkut "pedagoginya".Â
Maka akan kelihatan bahwa di setiap tindakan dosen atau professor untuk terlibat dan partisipasi (intervensi) ada pedagoginya walau terkadang tidak disadari dan kurang diartikulasikan.
Demikian juga bagi pihak lain. Orangtua, umpamanya, mempunyai pedagogi untuk anak-anaknya; Animator atau fasilitator juga mempunyai pedagogi; Konsultan atau psikolog juga mempunyai pedagogi terhadap klienya.Â
Dan juga bagi para dokter atau perawat. Jadi kalau dicermati maka ada perluasan pedagogi dan makna  yang terkandung di dalamnya.
Namun bisa dikatakan bahwa pedagogi setiap pemangku tugas dan spesifikasi pelayanan itu kurang diperhatikan dan disadari seperlunya oleh pihak-pihak terkait. Umumnya orang merasa aman dan nyaman pada satu "cara bertindak / berbuat" dan kalau itu baik dan tidak dipersoalkan.
Pedagogi seorang pendidik adalah caranya berelasi; cara dia berkontak dengan yang dididik. Dan itu meliputi visinya tentang dunia, nilai-nilai yang dianutinya, strategi-strateginya, dan alat-alat bantu dalam pelaksanaan tugasnya. Pedagogi dianggap sebagai mahkota pekerjaannya dan sumber inspirasi dan perspektif bagi tugas pelayanannya.
Pedagogi seorang pendidik itu implisit. Memang itu ada tetapi tidak diidentifikasikan dan bahkan tidak dikenal oleh anak/orang yang (di) didik. Dia boleh diamati sejauh melalui condisi, tuntutan, praksis keterlibatan dan tingkahlaku seorang pendidik.