Mohon tunggu...
Agnan Zakariya
Agnan Zakariya Mohon Tunggu... profesional -

Work involves play, elevating the everyday to a special status, and a hearty enthusiasm for nonsense and alogical thinking.\r\n\r\nThe last song at www.zakariyasoewardi.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketoprak SNMPTN dan Komersialisasi, Edisi Bungkus Baru

1 Juli 2011   10:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) jalur mandiri dinilai sebagai bentuk komersialisasi pendidikan bentuk baru. PTN sengaja melakukannya untuk menyiasati kekurangan anggaran pendidikan untuk membangun berbagai fasilitas sebagai center of excellence."Kasarnya komersialisasi. Ini ajang cari duit saja, dengan memakai baju baru: jalur mandiri," cetus Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) HAR Tilaar menilai, saat dihubingi, Kamis (30/6).

Menurut pengamat pendidikan jebolan Amerika ini, ajang komersialisasi pendidikan tinggi itu telah coba dipangkas Mahkamah Konstitusi (MK) dengan pembatalan UU BHP. Namun, siasat tetap dilancarkan untuk mencari sumber pandanaan baru. Jalur mandiri atau sering disebut Seleksi Masuk (Simak) adalah salah satunya.

Seperti diketahui, MK mengabulkan judicial review atas Undang-undang No 9 tahun 2009 tentang Badan Hukum Pendidikan (UU BHP) karena dianggap membatasi akses setiap warga negara bagi pendidikan tinggi.

Tilaar pun menandaskan argumen yang menyatakan fungsi jalur mandiri hanya untuk menampung siswa tak lulus SNMPTN jalur ujian tulis adalah akal-akalan belaka.

"Bohong (bukan komersialisasi)! Mereka (PTN) tidak terus terang. Konsep (Simak) ini sebenarnya enggak jelas juga," tegasnya.

Namun, ia pun memaklumi upaya pencarian dana oleh PTN itu. Bahwa memang 20% APBN untuk anggaran pendidikan lebih banyak dihabiskan untuk gaji pegawai. Baginya, langkah rasional yang masih memungkinkan adalah pengembalian SNMPTN ke jalur tulis dan undangan saja.

"Kalau terbatas kapasitas (kursi PTN)-nya, ya sudah aja (yang diterimanya) segitu. Kenapa harus ditambah-tambah lewat jalur mandiri?" cetusnya.

(dari mediaindonesia.com, repost dari saudara :  Fandi Affan http://www.kompasiana.com/fandialfan)

Maaf sebelumnya kalau saya repost postingan saudara Fandi Affan. Tetapi tidak ada niatan yang buruk untuk memplagiat, saya hanya ingin menambahkan ulasan beberapa hal dari sistem pendidikan penerimaan PTN di negeri kita ini. saya tidak tahu dari kapan punya pemikiran seperti ini, mungkin sejak jatuh miskin atau jadi manusia yang sok sok mulai berpikir bagaimana agar negeri kita ini bisa maju. entahlah, hanya yang saya akan singgung adalah tipe manusia di indonesia ini dilihat dari perspektif pendidikan, mohon maaf bukan dari elevasi sudut perspektif yang lain silahkan cari bacaan ertikel yang lain jika tidak ingin melihat macam tipe orang indonesia dari perspektif pendidikan. berikut saya uraikan :
1. Orang yang kaya dan Pintar.
Tipe orang seperti ini adalah anugrah dari Tuhan, maka patutlah bersyukur. tidak dalam keadaan yang kekurangan menjadikannya pribadi yang sangat kecukupan dari mulai suplemen penambah gairah otak dan tubuh karena setiap asupan akan sangat di jaga. begitu juga dengan cita-cita nya, kalangan Orang yang kaya dan pintar ini menjadikan subordinate kehidupannya pada dasar-dasar rencana yang matang. mereka sangat open minded dengan perkembangan pribadinya untuk maju, tak jarang karena di dukung dengan materi yang kuat dan kemampuan yang sangat di tunjang, idealisme mereka untuk pergi "mencari ilmu di negeri orang" semudah yang mereka rencanakan, walau pada dasarnya mereka pun masih berjibaku dengan test dan segala macam. karena itulah yang harus di lalui. Overall, mereka adalah kalangan yang sangat maju dan cepat maju, ditunjang berbagai kondisi tanpa kekurangan, dan sangat pantas bergelar sebagai saingan terkuat.

efek bagi kemajuan pendidikan :

dengan demikian indonesia mempunyai "agent of change" yang qualified, menjadikan negara berkembang ini syarat orang pintar dalam dunia pendidikan, dan menjamin devisa sumber daya manusia indonesia dengan manusia cerdas.

efek bagi PTN :

Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia akan sangat senang mempunyai Mahasiswa yang pintar dan "mampu" dalam sokongan materinya, selain efek menerima perolehan sebagai Perguruan Tinggi Negeri dengan kualitas pendidikan yang bagus karena menghasilkan SDM yang berkualitas.

2. Orang yang bodoh tapi kaya  (maaf lancang, cuekin jika tidak merasa)

habit kalangan seperti ini sudah sangat monohok, memainkan segala usaha dan kemampuan untuk mencapai keadan yang diinginkan dengan hanya berpaku, mengandalkan satu hal "kemampuannya" dan tak jarang mereka rela bermain sedikit lumpur. tebak saja satu hal "kemampuannya" itu oleh yang membaca, saya tidak akan pernah menuliskannya karena kalangan yang seperti ini juga layak untuk memainkan peranannya. perannya dapat menggeser kalangan dibawah satu tingkat dari sini (di nomor 3) , dalam hal nimbrung masuk pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. mengamati beberapa fakta, saya ceritakan beberapa orang yang saya perhatikan di kampus yang tipikal nya sangat mirip dengan kalangan seperti ini, syarat dengan hedonisme dunia kampus "asal gaya, kuliah nanti aja ya"  dan kalau tidak interest dengan orang, tidak segan untuk mencibir, kala sibuk dengan tugas kuliah yang deadline nya besok sibuk nelepon, bbm, nge-tweet, fb sana-sini, kadang temen cibiran yang pintar pun akhirnya di jilat juga. jika sudah beres ya sudah, kembali terbang ke dunia nya lagi berterbangan seperti kapas. ini merupakan kebodohan sosial yang paling bodoh di bawah yang paling bodoh sekalipun, maaf ini hanya asumsi saya tapi itulah yang terjadi dan faktanya selalu terlihat berulang.

efek bagi kemajuan pendidikan :

wajah pendidikan di indonesia kembali kepada jaman pra-sejarah.

efek bagi PTN :

Antara senang dan tidak senang, disisi lain biarpun SDM-nya "mampu" dalam sokongan materi, tetapi efek samping yang di peroleh adalah penurunan kualitas kampus sebagai sarana pendidikan. pihak kampus mungkin hanya bisa bilang "Yah lumayanlah buat tambah-tambah buat Gedung baru".

3. Orang Pintar tetapi Kekurangan (Perhalusan makna dari kata miskin biar elegan)

Inilah Potret kemauan dan keinginan yang tinggi, menciptakan orang-orang dari kalangan yang "kekurangan" ini selalu punya mimpi dan spirit usaha untuk mencapai cita-citanya. pada prosesnya mereka tidak bisa mengandalkan dengan apa yang namanya "materi" karena kondisi dan keadaan yang terbatas mereka memupuk lebih berjuang untuk upgrade skill, mengaplikasi "ilmu buku" menjadi prestasi dan kemampuan. kalangan ini akan bersinggungan dengan kalangan yang diatas (nomor 2) untuk masuk pada era pendidikan yang lebih tinggi, bukan apa-apa karena masing-masing kubu mempunyai kekuatan satu banding satu. selanjutnya ada cerita potret dunia Perguruan Tinggi Negeri yang usang dan memilukan, jikalau kalangan ini tidak bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri gara-gara "doku". mereka pulang dan menangis, kenapa kita harus "tidak punya doku" dan Perguruan Tinggi Negeri bilang "tak ada maaf bagimu untuk mencicil".

efek bagi kemajuan pendidikan :

Pendidikan indonesia akan di stimulan kembali oleh potret manusia-manusia dengan wajah kerja keras, optimisme, menghargai yang kecil, semangat tempur yang tinggi, kembali pada patriotisme 45. pendidikan indonesia akan sangat lebih maju dengan tipikal-tipikal kuat seperti ini. Calon-calon "The Next Leader" bangsa akan sangat fundamental untuk di bangun kokoh, menghasilkan SDM yang handal dan Intelek.

efek bagi PTN :

"ah merepotkan saja" kesan sekilas  Perguruan Tinggi Negeri seperti itu, namun Perguruan Tinggi Negeri akan mulai memposisikan diri kembali untuk berpikir ulang menerima SDM dari kalangan ini, biasanya di sinkronisasi dengan kebijakan beasiswa dan Pemerintah. maksudnya biar terasa ringan mengurusi kalangan-kalangan ini. sekaligus menjaga citra dan kualitas agar "orang pintar tapi kekurangan" pun bisa ikut untuk berakademis.

4. Orang Kurang Pintar dan Kekurangan (Perhalusan makna dari kalimat orang bodoh dan miskin biar sangat elegan)

no comment

efek bagi kemajuan pendidikan :

kembali pada zaman Jurassic

efek bagi PTN :

"emang siapa elu....?"
Begitulah sedikit ulasan dari saya, silahkan anda sebagai pembaca memposisikan diri anda ada dimana. jangan sampai salah memposisikan karena intinya adalah perjuangan, semua dari kita tidak ada yang kurang yang di berikan Allah S.W.T jadi kenapa kita harus merasa "tidak punya" atau "tidak mampu". berikanlah sedikit kepercayaan kepada diri sendiri untuk memulai mempercayai kemampuan diri sendiri. setiap diri dari kita masing-masing mempunyai kemampuan untuk menciptakan karya cerita hidupnya, sungguh setiap orang punya kemampuan yang sangat hebat di luar kemampuan yang mereka sadari. mari berkarya dengan semangat dan optimisme, Life is next Progress.

- Because life is mist, you never seen around you with clearly - 2s onwards is mistery

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun