Mohon tunggu...
Agnan Zakariya
Agnan Zakariya Mohon Tunggu... profesional -

Work involves play, elevating the everyday to a special status, and a hearty enthusiasm for nonsense and alogical thinking.\r\n\r\nThe last song at www.zakariyasoewardi.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ketoprak SNMPTN dan Komersialisasi, Edisi Bungkus Baru

1 Juli 2011   10:41 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:01 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

efek bagi PTN :

Perguruan Tinggi Negeri di Indonesia akan sangat senang mempunyai Mahasiswa yang pintar dan "mampu" dalam sokongan materinya, selain efek menerima perolehan sebagai Perguruan Tinggi Negeri dengan kualitas pendidikan yang bagus karena menghasilkan SDM yang berkualitas.

2. Orang yang bodoh tapi kaya  (maaf lancang, cuekin jika tidak merasa)

habit kalangan seperti ini sudah sangat monohok, memainkan segala usaha dan kemampuan untuk mencapai keadan yang diinginkan dengan hanya berpaku, mengandalkan satu hal "kemampuannya" dan tak jarang mereka rela bermain sedikit lumpur. tebak saja satu hal "kemampuannya" itu oleh yang membaca, saya tidak akan pernah menuliskannya karena kalangan yang seperti ini juga layak untuk memainkan peranannya. perannya dapat menggeser kalangan dibawah satu tingkat dari sini (di nomor 3) , dalam hal nimbrung masuk pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri. mengamati beberapa fakta, saya ceritakan beberapa orang yang saya perhatikan di kampus yang tipikal nya sangat mirip dengan kalangan seperti ini, syarat dengan hedonisme dunia kampus "asal gaya, kuliah nanti aja ya"  dan kalau tidak interest dengan orang, tidak segan untuk mencibir, kala sibuk dengan tugas kuliah yang deadline nya besok sibuk nelepon, bbm, nge-tweet, fb sana-sini, kadang temen cibiran yang pintar pun akhirnya di jilat juga. jika sudah beres ya sudah, kembali terbang ke dunia nya lagi berterbangan seperti kapas. ini merupakan kebodohan sosial yang paling bodoh di bawah yang paling bodoh sekalipun, maaf ini hanya asumsi saya tapi itulah yang terjadi dan faktanya selalu terlihat berulang.

efek bagi kemajuan pendidikan :

wajah pendidikan di indonesia kembali kepada jaman pra-sejarah.

efek bagi PTN :

Antara senang dan tidak senang, disisi lain biarpun SDM-nya "mampu" dalam sokongan materi, tetapi efek samping yang di peroleh adalah penurunan kualitas kampus sebagai sarana pendidikan. pihak kampus mungkin hanya bisa bilang "Yah lumayanlah buat tambah-tambah buat Gedung baru".

3. Orang Pintar tetapi Kekurangan (Perhalusan makna dari kata miskin biar elegan)

Inilah Potret kemauan dan keinginan yang tinggi, menciptakan orang-orang dari kalangan yang "kekurangan" ini selalu punya mimpi dan spirit usaha untuk mencapai cita-citanya. pada prosesnya mereka tidak bisa mengandalkan dengan apa yang namanya "materi" karena kondisi dan keadaan yang terbatas mereka memupuk lebih berjuang untuk upgrade skill, mengaplikasi "ilmu buku" menjadi prestasi dan kemampuan. kalangan ini akan bersinggungan dengan kalangan yang diatas (nomor 2) untuk masuk pada era pendidikan yang lebih tinggi, bukan apa-apa karena masing-masing kubu mempunyai kekuatan satu banding satu. selanjutnya ada cerita potret dunia Perguruan Tinggi Negeri yang usang dan memilukan, jikalau kalangan ini tidak bisa masuk Perguruan Tinggi Negeri gara-gara "doku". mereka pulang dan menangis, kenapa kita harus "tidak punya doku" dan Perguruan Tinggi Negeri bilang "tak ada maaf bagimu untuk mencicil".

efek bagi kemajuan pendidikan :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun