Sebagian besar orang masih menganggap bahwa ilmu astronomi itu sama dengan ilmu falak. Padahal, anggapan itu tidak benar sama sekali. Walaupun keduanya sama-sama membahas tentang langit beserta benda-benda yang terletak didalamnya, namun terdapat perbedaan tipis diantara keduanya. Bahkan dapat dikatakan bahwa seorang Astronom itu berbeda dengan seorang ahli falak.
Mari kita membahasnya satu-persatu!!!
Kita mulai dari Ilmu Astronomi,
Istilah Astronomi secara etimologi mempunyai makna “susunan bintang- bintang”. Astronomi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ilmu tentang Matahari, bulan, bintang dan planet lainnya. Sedangkan secara terminologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengamatan benda-benda langit, dan mempunyai ruang lingkup bintang, planet, komet, nebula, gugus bintang atau galaksi beserta fenomena-fenomena alam yang terjadi di luar atmosfer.
Kata Astronomi sendiri jika didefinisikan dalam Kamus "Merriam-Webster" adalah sebagai berikut “The Study of Object and Matter Outside the Atmosphere and their physical and chemical porperties”. Ini berarti Astronomi adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang obyek dan benda diluar atmosfer bumi beserta sifat secara fisik dan kimianya.
Nah, apa saja yang dipelajari dalam ilmu ini?
Ilmu ini mempelajari tentang alam semesta dan benda-benda langit yang didasarkan pada metode serta perhitungan secara ilmiah. ilmu ini juga mempelajari koneksi dengan sejarah atau asal ,sifat fisika atau kimia, meteorology, evolusi, komposisi, jarak dan pergerakan dari seluruh bagian atau bagian benda di dalam alam semesta. Walaupun ilmu ini sering dikaitkan erat dengan perbintangan, bukan berarti ilmu ini mempelajari hal-hal tentang peramalan, apalagi percintaan. Seorang Astronom harus kuat dalam perhitungan matematika dan fisika serta sistem-sistem pemrogaman lainnya. Dan pastinya jika kita membahas istilah Astronomi, maka sudah pasti membahas tentang luar angkasa.
Lalu bagaimana dengan Ilmu Falak yang selalu dikaitkan dengan ilmu Astronomi?
Ilmu Falak diambil dari kata al-falak yang merupakan bahasa Arab. Dikutip dari Kamus Al-Munawwir Arab-Indonesia, kata al-falak semakna dengan kata al-madar yang berarti garis atau tempat perjalanan bintang. Al-Falak juga dapat diartikan sebagai orbit atau lintasan benda-benda langit. Adapun pengertian dari Abdul Aziz Dahlan dalam bukunya yang berjudul “Ensiklopedia Hukum Islam”, beliau mendefinisikan bahwa Ilmu Falak adalah Ilmu pengetahuan yang mempelajari benda-benda langit, tentang fisiknya, geraknya, ukurannya dan segala sesuatu yang berhubungan dengannya. Hafidz Dasuki dalam bukunya “Ensiklopedi Islam” juga mempunyai definisi tersendiri, yakni ilmu yang mempelajari benda-benda langit, matahari, bulan, bintang dan planet-planetnya. Meskipun diambil dari bahasa Arab, sejatinya kata “falak” bukan murni berasal dari bahasa Arab, tetapi diadopsi dari bahasa Babilonia yang berbunyi “pulukku”
Ilmu falak mempunyai dua fungsi yang saling berkaitan, yang pertama adalah untuk penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dan yang kedua adalah umat Islam sendiri telah mempelajarinya sejak dahulu kala guna menentukan hisab awal waktu shalat, arah qiblat, awal bulan qomariyah, gerhana matahari dan bulan.
Tidak hanya itu, mempelajari ilmu Falak harus diimbangi dengan ilmu syariat sebagai petunjuk dan pedoman dalam mendalaminya. Hal itu karena sejatinya ilmu Falak sangat berkaitan erat dengan aktivitas ibadah kita setiap harinya. Bayangkan saja jika kita tidak mengetahui arah qiblat, sudah puluhan tahun lamanya kita shalat, namun sasyang tidak sah shalatnya. Kemudian jika kita tidak mengetahui kapan masuknya waktu awal shalat dari waktu Shubuh hingga Isya’, maka sia-sia lah shalat kita selama ini.
Okehh…dari pemaparan kedua pengertian ilmu diatas, esensi dari Ilmu Astronomi dan Falak memang mempunyai kemiripan, namun perlu diteliti lebih dalam lagi bahwa cakupan dari kedua ilmu tersebut berbeda.
Ilmu Astronomi mempunyai cakupan bahsan yang lebih luas, karena mempelajari seluruh benda-benda yang terdapat di alam jagat raya yang luas ini. Sedangkan ilmu Falak mempelajari hanya tiga benda langit, yaitu Matahari sebagai pusat dari tata surya, bumi sebagai tempat tinggal manusia, dan bulan sebagai satu-satunya satelit bumi ini dan dihubungkan dengan kajian ilmu-ilmu fiqh untuk kepentingan umat Islam. Dalam hal ini, bisa kita temukan contohnya ketika masa-masa penentuan awal waktu shalat,arah kiblat, kalender masehi dan hijriah, awal bulan Ramadhan dan sebagainya.
Kesimpulannya, jika ditanya apakah Ilmu Astronomi berbeda dengan Ilmu Falak? Maka sebenarnya perbedaan yang terdapat pada keduanya adalah luas cakupan dan konsentrasi keilmuannya. Ada juga yang berpendapat bahwa ilmu Astronomi itu lebih cenderung ke teoritis, dan ilmu falak itu cenderung ke praktis. Itulah sebabnya mengapa Ilmu Astronomi dan Falak disebut “Serupa tapi tak sama”
Zakaria Adjie Pangestu, 19 Agustus 2021
Mojokerto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H