Tidak hanya itu, mempelajari ilmu Falak harus diimbangi dengan ilmu syariat sebagai petunjuk dan pedoman dalam mendalaminya. Hal itu karena sejatinya ilmu Falak sangat berkaitan erat dengan aktivitas ibadah kita setiap harinya. Bayangkan saja jika kita tidak mengetahui arah qiblat, sudah puluhan tahun lamanya kita shalat, namun sasyang tidak sah shalatnya. Kemudian jika kita tidak mengetahui kapan masuknya waktu awal shalat dari waktu Shubuh hingga Isya’, maka sia-sia lah shalat kita selama ini.
Okehh…dari pemaparan kedua pengertian ilmu diatas, esensi dari Ilmu Astronomi dan Falak memang mempunyai kemiripan, namun perlu diteliti lebih dalam lagi bahwa cakupan dari kedua ilmu tersebut berbeda.
Ilmu Astronomi mempunyai cakupan bahsan yang lebih luas, karena mempelajari seluruh benda-benda yang terdapat di alam jagat raya yang luas ini. Sedangkan ilmu Falak mempelajari hanya tiga benda langit, yaitu Matahari sebagai pusat dari tata surya, bumi sebagai tempat tinggal manusia, dan bulan sebagai satu-satunya satelit bumi ini dan dihubungkan dengan kajian ilmu-ilmu fiqh untuk kepentingan umat Islam. Dalam hal ini, bisa kita temukan contohnya ketika masa-masa penentuan awal waktu shalat,arah kiblat, kalender masehi dan hijriah, awal bulan Ramadhan dan sebagainya.
Kesimpulannya, jika ditanya apakah Ilmu Astronomi berbeda dengan Ilmu Falak? Maka sebenarnya perbedaan yang terdapat pada keduanya adalah luas cakupan dan konsentrasi keilmuannya. Ada juga yang berpendapat bahwa ilmu Astronomi itu lebih cenderung ke teoritis, dan ilmu falak itu cenderung ke praktis. Itulah sebabnya mengapa Ilmu Astronomi dan Falak disebut “Serupa tapi tak sama”
Zakaria Adjie Pangestu, 19 Agustus 2021
Mojokerto
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H