Mohon tunggu...
Zairiyah kaoy
Zairiyah kaoy Mohon Tunggu... Penulis - Hipnoterapis, penulis buku seberapa kenal kamu dengan dirimu, bahagia dengan pemetaan pikiran.

Manusia sulit berpikir positif mengenai orang lain ketika ia berada pada muatan emosi negatif yang sangat kuat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Benarkah Persepsi Bisa Menimbulkan Penderitaan atau Ketenangan?

11 November 2023   11:20 Diperbarui: 12 November 2023   00:08 1043
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (PIXABAY/ NUGROHO DWI HARTAWAN)

Pikiran dan perasaan sangat mendominasi kehidupan manusia. Bahkan terkadang manusia sangat dikendalikan oleh pikiran dan perasaannya, namun pikiran dan perasaan mana yang cenderung mengendalikan tubuhnya? Apakah pikiran dan perasaan yang negatif atau sebaliknya?

Kita tentu pernah merasakan berpikir mengenai satu hal dan terjadi terus menerus hingga berhari-hari, berbulan hingga bertahun-tahun, tapi tidak berusaha keluar dari persoalan tersebut untuk mendapatkan solusinya.

Seorang teman bercerita pada saya bahwa hidup yang dialaminya selalu stagnan dan tidak pernah berubah hingga dia merasa bahwa hidup ini tidak adil padanya, karena selalu merasakan penderitaan hidup yang tiada habisnya. Diusir sana sini, minta pertolongan tidak pernah ada yang mau membantu, mudah sekali sakit dan lainnya. 

Sebenarnya saya sangat prihatin mendengarnya dan saya mencoba untuk memberikan semangat padanya berikut jalan keluar yang mungkin saja bisa dia praktikan ke dalam kehidupannya dan berharap dia bisa merasakan perubahan dan kebahagiaan.

Pengalaman seorang teman tadi dapat saya simpulkan apa yang sedang dialaminya itu bukanlah suatu kebetulan dan bagaimana menyikapinya. Mengapa hal itu terjadi padanya secara berulang? Mengapa dia selalu merasa semua orang memperlakukannya tidak adil? Mengapa ia selalu diusir seolah-olah ia hanyalah manusia yang tidak berguna? Apa yang harus ia lakukan ketika ia menemui lagi hal seperti itu? Mengapa ia mudah sekali sakit? dan siapa yang bersalah dalam hal ini? Berikut penjelasannya.

Mengapa Manusia Mengalami Hal Tidak Nyaman Secara Berulang?

Sesuatu yang berulang terjadi karena memiliki keinginan untuk suatu perubahan tetapi tidak ada upaya untuk merubah. Perubahan hanya akan terjadi bila ada tindakan karena alam semesta terikat dengan hukum alam The Law of Action (Hukum Tindakan atau Usaha)  dan strategi serta target hidup yang harus dilakukan. 

Tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua merupakan hasil dari pergerakan satu dan lain menuju ke hal lainnya seperti siklus alam hingga peristiwa tersebut sampai kepada kita.

Apapun yang akan terjadi dalam kehidupan tentunya karena adanya pergerakan seperti bumi yang berputar, siang menjadi malam, ombak yang bergerak, angin dan sebagainya menandakan bahwa dunia ini selalu melakukan pergerakan. 

Demikian pula dengan manusia, bukan hanya fisik yang digerakan tetapi juga pikiran, kehendak, lompatan pikiran dari yang lemah menjadi lebih kuat, dari satu keinginan merealisasikan keinginan pada kenyataan tidak hanya bermimpi. Merubah pola yang statis menjadi dinamis, mendapatkan apa yang belum pernah didapatkan dan lain sebagainya.

Sumber. illustration/perceptions can make things harder see/ Shutterstock.
Sumber. illustration/perceptions can make things harder see/ Shutterstock.

Tragis sekali bila kita hanya berdiam diri dan selalu mendapatkan hal yang tidak nyaman tersebut berlarut-larut hingga ajal menjemput. Berharap kehidupan bisa berubah sendiri tanpa upaya apapun dan mendapatkan keceriaan tanpa mau berusaha untuk tersenyum atau tertawa. Ingin bahagia tetapi selalu meratapi hidup, ingin banyak uang tetapi tidak bekerja, ingin disenangi dan disayangi orang tetapi tidak bisa menyayangi orang lain dan sebagainya.

Perlakuan Tidak Adil 

Merasa diperlakukan tidak adil, merasa berarti berasal dari pikiran dan perasaan (persepsi) yang belum tentu benar. Mengenai Keadilan yang seperti apa yang kita maksud?

Orang mendapatkan harta kita juga harus mendapatkan harta? Orang mendapatkan kebahagiaan kita juga harus mendapatkan kebahagiaan? Masalahnya tidak ada orang yang membagi-bagi harta dan membagi-bagi kebahagiaan, harta dicari dan kebahagiaan diciptakan, individunya harus melakukan tindakan menuju perubahan yang lebih positif dari sebelumnya seperti yang diinginkannya.

Persepsi berasal dari sebelah pihak yaitu dari diri kita dan tentang jalan pikiran kita sendiri mengenai sesuatu hal atau seseorang dan belum tentu benar atau salah. Bila kita melihat dari sisi kita sendiri kita memang benar dan dilihat dari sisi mereka juga benar, karena kita semua melihat dari sudut masing-masing. Tapi bila kita melihat suatu benda dari satu sudut bagian kanan, orang yang di depan kita tentu melihatnya dari sebelah kiri karena kanannya kita adalah kirinya dia.

Persoalan sering terjadi karena persoalan persepsi. Yang mudah mencerna hal seperti ini adalah orang yang memiliki rasa empati kepada suatu hal atau seseorang. Ia bisa melihat sesuatu dari sudut pandang orang lain, tidak menghakimi, lebih bertenggang rasa dan bertoleransi tinggi kepada setiap peristiwa yang melibatkan orang lain dalam kehidupannya.

Di setiap kejadian selalu ada manusia lain yang terlibat dan persepsi merupakan pilihan, apakah persepsi tersebut mengutamakan diri sendiri atau orang lain. 

Rasa tidak adil ini datang karena persepsi kita lebih mengutamakan diri sendiri, sehingga melihat orang lain seolah-olah kejam, tidak punya nurani dan sebagainya. Padahal itu hanyalah persepsi dari sudut pandang pribadi, belum tentu dari sisi orang lain, yang berbahaya ketika persepsi tersebut menetap dan menimbulkan aksi yang salah hingga membunuh orang lain karena mendendam kepada orang yang salah dan berujung pada jeruji besi.

Mengapa Manusia Mudah Sakit? 

Siapa yang tidak ingin selalu sehat dan bahagia?, tentu saja semua menginginkannya. Permasalahannya bukan terletak pada keinginan tetapi bagaimana cara melakukannya agar keinginan tersebut menjadi kenyataan. Kesehatan dan kebahagiaan lahir dan batin bukan hanya Impian saja tetapi bisa didapatkan dengan mudah asalkan mau melakukannya.

Penyakit berasal dari 20 persen apa yang dikonsumsi dan 80 persen dari pikiran dan perasaannya sendiri. Kebanyakan dari kita melakukannya sebaliknya 80 persen dari makanan dan 20 persen dari pikirannya. Alhasil ia akan selalu uring-uringan, mudah tersinggung dan sulit sekali mendapatkan ketenangan hati, karena ketenangan berasal dari pikiran dan perasaan yang Ikhlas dan ridho terhadap hal yang sedang ia jalani.

Manusia juga merupakan makhluk yang penuh rasa ingin tahu (kuriositas) sehingga selalu mencari tahu apapun yang ada di sekelilingnya hingga terkadang mengakibatkan overthinking. Dari bahan pikiran yang tidak selalu positif membuat manusia mudah mengalami stres dan dipenuhi oleh tumpukan pikiran yang tidak perlu hingga membuat hidupnya menjadi tidak nyaman. Terlebih lagi bila pikiran yang tidak perlu tersebut selalu menghiasi pikirannya dari hari ke hari dan berbulan-bulan.

Yang terlihat dan terdengar akan menimbulkan persepsi dan persepsi mampu menciptakan dua hal yaitu Kesehatan dan penyakit. Penyakit fisik dan psikis. Orang yang memiliki persepsi baik akan terhindar dari rasa cemas atau khawatir, sedih, takut dan marah. Sedangkan orang yang memiliki persepsi kurang baik pada dirinya maupun orang lain, tentu akan didekati oleh penyakit psikis yang saya sebutkan tadi juga mengenai fisiknya.

Bagaimana Cara Keluar dari Lingkaran Setan 

Siklus hidup yang tidak nyaman berasal dari pola hidup yang negatif. Pola hidup tentunya berasal dari pola pikir dan perasaan yang tidak positif pula, sehingga banyak kerugian yang akan didapatkan. Pola hidup yang negatif akan menghabiskan energi positif seseorang dan tentu saja jauh dari hasil akhir yang diinginkan.

Siapakah yang membuat kehidupan menjadi tidak nyaman? Tentu saja kita sendiri. "Loh, padahal mereka yang menyakiti kok saya yang salah?", kalimat ini sering sekali keluar dari mulut kita. Memang benar orang lain ada andil untuk merusak moment berharga kita, tetapi bila tidak kita izinkan hal itu masuk dan merusak pikiran apalagi ke perasaan kita, tentu saja tidak akan pernah terjadi, karena kendali diri ada pada kita sendiri bukan orang lain.

Kesalahan kita ketika mengalami persoalan adalah kita mengizinkan persoalan tersebut merusak mood dan stagnan bersama dengan emosi negatifnya. 

Pada akhirnya tidak ada upaya positif yang dilakukan, yang ada hanya membenci dan mendendam kepada "si perantara" tersebut. Padahal orang yang dilibatkan dalam takdir kita itu hanyalah perantara yang membawa "ilmu pengetahuan" untuk mendewasakan atau membuat kita jauh lebih "pintar" lagi menjalani kehidupan ini.

Padahal yang harus kita lakukan bukan memikirkan kejahatan orang lain kepada kita tetapi bagaimana cara keluar dari suasana yang tidak nyaman tersebut. 

Tulis target hidup mulai dari keinginan, kapan bisa terealisasi dan lakukan, libatkan sistem 12 hukum alam semesta yaitu, berbuat baik, berdoa, menghindari kejahatan baik dari pikiran maupun perasaannya (jaga niat). Tidak membocorkan energi positifnya dengan mempersulit orang lain dan berbuat curang kepada orang lain.  

Hindari kehidupan toxic dan tidak larut dalam hubungan toxic. Mulai untuk bisa melihat setiap persoalan dari sudut pandang orang lain, menyayangi diri sendiri dan orang lain, menghargai diri sendiri juga orang lain, berani melakukan perubahan hidup dari hari-ke hari ke arah yang lebih baik. 

Mengutamakan orang lain dan lain sebagainya yang bersifat positif, hidup adalah pilihan, ingin sukses atau menderita ada di tangan kita sendiri sering disebut juga dengan nasib (takdir mubram).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun